Mohon tunggu...
Catharina Sylvi Anggraeni
Catharina Sylvi Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Intip Masa Lalu Indonesia Lewat Museum Gajah

4 Januari 2022   22:52 Diperbarui: 7 Januari 2022   09:55 3928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
koleksi foto masyarakat Indonesia di Museum gajah

Pertama kali mendengar kata "Museum Gajah", akan terbayang destinasi wisata koleksi fosil gajah atau sejarah tentang gajah. Diluar dugaan, Museum Gajah merupakan tempat menyimpan koleksi peninggalan zaman sejarah Indonesia. 

Museum Gajah, sebenarnya merupakan julukan dari Museum Nasional Indonesia yang berdiri pada 24 April 1778. Lokasinya terletak di Ibukota Jakarta, tepatnya di Jl. Medan Merdeka Barat No. 12, Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Museum terdiri dari 2 gedung yakni Gedung Museum Nasional (Unit A) dan Gedung Arca Museum Nasional (Unit B) yang dibangun sejak tahun 1996, dan baru diresmikan pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

"Sebenarnya nama asli museum ini adalah Museum Nasional Indonesia. Namun dikenalnya Museum Gajah, karena pada pintu masuk museum, disambut dengan patung Gajah pemberian dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand. Jadi tidak ada hubungannya dengan Gajah" ujar Mirna, satpam penjaga Museum Gajah (Museum Nasional Indonesia).

Tidak seperti museum lainnya, Museum Gajah ini tidak memerlukan reservarsi terlebih dahulu untuk memasukinya. Tetapi perlu memperhatikan jadwal operasional museum yang hanya dibuka pada hari Selasa - Minggu (tutup hari Senin dan hari besar lainnya). Berikut ini Jam Operasional Museum Gajah (Museum Nasional Indonesia):

Selasa - Kamis  : 08.00 - 16.00 WIB

Jumat : 08.00 - 11.30 WIB ; 13.00 - 16.00 WIB

Sabtu & Minggu : 08.00 - 17.00 WIB

Namun pada bulan Desember 2021, terdapat beberapa perubahan jam operasional penutupan museum pada pukul 15.00 WIB.

Perjalanan menuju museum dapat diakses melalui kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.  Apabila menggunakan kendaraan umum, akan lebih mudah melalui rute Bus Transjakarta dengan pemberhentian Halte City Tour Museum Nasional (pemberhentian terdekat). Sedangkan untuk kendaraan pribadi dapat menggunakan motor/mobil, khusus mobil telah disediakan parkiran basement. 

Jika anda menggunakan mobil, terdapat jalan alternatif  untuk memasuki area museum dibandingkan berjalan jauh melalui pintu depan yakni dari parkiran basement lantai 1 ke arah kiri masuk melalui lobby auditorium. 

Pada ulasan kali ini, akan lebih berfokus pada Gedung Museum Nasional (Unit A) melalui lobby auditorium.  

tampilan pintu lobby auditorium (lobby basement) 
tampilan pintu lobby auditorium (lobby basement) 
Sebelum memasuki area museum, perlu melakukan scan barcode Peduli Lindungi dan membayar tiket masuk terlebih dahulu dengan harga cukup terjangkau. Tiket masuk dewasa sebesar Rp 5.000,00 dan anak - anak sebesar Rp 2.000,00 (berlaku harga perseorangan). Tiket masuk dewasa sebesar Rp 3.000,00 dan anak - anak sebesar Rpp 1.000 (berlaku untuk rombongan dengan ketentuan 20 orang). Sedangkan untuk turis sebesar Rp 10.000,00.

Museum Gajah (Museum Nasional Indonesia) terdiri dari 4 lantai dengan berbagai koleksi yang berbeda. Di setiap lantainya diawasi oleh satpam penjaga dan terdapat lantai yang tidak diperbolehkan berfoto untuk mengabadikan koleksi yang dianggap rawan. Jika anda datang di waktu mendekati jam tutup operasional, ada baiknya anda mengikuti arahan dari seorang cleaning service baik hati yang mengatakan 

"Kalau datangnya udah mau tutup gini, mendingan langsung naik lift explore lantai 4 dulu, baru nanti turun - turun ke lantai di bawah gitu" ujar Rosiana, cleaning service Museum Gajah (Museum Nasional Indonesia).

Lantai 1 terdapat koleksi manusia zaman purba dan cerita sejarah perkembangannya lengkap beserta lingkungannya. Mulai dari tulang belulang manusia, jenis manusia tiap zamannya, mata pencaharian dan alat senjata yang digunakan. Beberapa koleksi dan fosil manusia purba utuh disimpan dalam kotak kaca. Terdapat pula infografis penjelasan keberadaan manusia.

foto pengunjung yang melihat koleksi peninggalan zaman purba
foto pengunjung yang melihat koleksi peninggalan zaman purba
manekin patung manusia purba (Homo erectus) 
manekin patung manusia purba (Homo erectus) 
fosil manusia purba utuh yang disimpan di kotak kaca 
fosil manusia purba utuh yang disimpan di kotak kaca 

Lantai 2 museum berisikan koleksi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan teknologi seperti berbagai alat transportasi yang digunakan sebagai mobilitas zaman penjajahan, peralatan dapur dan bahan olahan pangan, arsitektur (rancang bangunan), dan model rumah tongkrongan. 

koleksi pajangan alat transportasi zaman dahulu 
koleksi pajangan alat transportasi zaman dahulu 

Tidak hanya itu perkembangan ilmu pengetahuan juga dapat ditemukan di lantai 2 ini. Seputar penjelasan mengenai kondisi ekonomi zaman penjajahan, dimulai dari tax income, pajak dan sumber pendapatan, pengetahuan astronomis, aksara dan bahasa juga bendera.

tulisan aksara dan bahasa zaman kuno
tulisan aksara dan bahasa zaman kuno

koleksi bendera negara penjajah yang datang melalui jalur perairan (kapal laut) 
koleksi bendera negara penjajah yang datang melalui jalur perairan (kapal laut) 

Beralih ke lantai 3, anda akan disuguhi oleh infografis yang melintang di sepanjang dinding museum tentang organisasi sosial dengan sejarahnya yang lengkap pada zaman menuju kemerdekaan, misalnya pendirian organisasi Islam. Pada lantai 3 terdapat pula berbagai prasasti - prasati peninggalan zaman Hindu - Budha, berbagai perhiasan, peralatan rumah tangga dan kebudayaan Indonesia.

informasi mengenai sejarah penjajahan dan organisasi (Dokpri)
informasi mengenai sejarah penjajahan dan organisasi (Dokpri)
Kebudayaan seperti ragam batik,wayang, stempel dan medali, juga rumah adat tradisional. Bila menelusur ke satu ruangan khusus, terdapat bagian peninggalan masa kolonial Belanda. 

koleksi kebudayaan adat tradisional Indonesia (Dokpri)
koleksi kebudayaan adat tradisional Indonesia (Dokpri)

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Di lantai paling atas yakni lantai 4, berisikan barang antik koleksi keramik dan emas murni (wonoboyo treasure). Pada lantai 4 inilah kawasan yang dilarang untuk mengabadikan foto, namun apabila memiliki keperluan penting perlu meminta izin terlebih dahulu pada staff koleksi. Di ruangan ini, penerangan cahaya lebih terang dibandingkan lantai - lantai lainnya dikarenakan kawasan yang termasuk rawan dan dijagai ketat oleh petugas. 

Pada lantai ini, sebagian besar koleksi keramik disimpan dalam kotak kaca. Peninggalan keramik berasal dari berbagai negara keramik khas (Ming, Yuan,Song, Tan, Han, India, dan lain - lain). Selain keramik, adapula peninggalan Arca Prajna Paramita, senjata keris dan koleksi antik lainnya di wilayah Nusantara 

Meskipun tidak diperbolehkan mengabadikan foto, namun ada satu ruangan di lantai 4 yang dipajang dokumentasi foto zaman dahulu. Anda dapat mengabadikan foto disana dan melihat berbagai realitas nyata pada zaman sejarah.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Museum Gajah (Museum Nasional Indonesia) ini sangat cocok untuk dijadikan list destinasi wisata, selain berkeliling juga menambah wawasan mengenai pengetahuan sejarah dan koleksi peninggalan barang antik yang memiliki nilai. Ulasan pengunjung yang datang selalu merasa puas dan tidak pernah menyesal, jadi pastikan anda berkunjung dan menikmatinya ya.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun