Dunia perfilman Indonesia mengalami peningkatan yang semakin maju.
Saat ini, sudah banyak film karya anak bangsa yang memiliki kualitas lebih baik dibandingkan film luar negeri.
Pada tahun 2019 lalu, masyarakat Indonesia sempat dihebohkan dengan salah satu isu film Indonesia bergenre drama.
Siapa yang tidak tau bahwa film "Dua Garis Biru" (2019) sempat viral pada masanya karena dianggap kontroversi dan dinilai negatif di kalangan masyarakat?
Mari kita cari tau penyebab dari kontroversi tersebut!
Sinopsis
Film Dua Garis Biru disutradarai oleh Gina S. Noer ini rilis pada tanggal 11 Juli 2019.
Diperankan oleh dua tokoh utama yaitu Angga Yunanda (Bima) dan Zara Adhisthy (Dara) yang menjalani hubungan di SMA sebagai sepasang kekasih.
Semula kehidupan mereka berjalan seperti siswa berprestasi pada umumnya, akan tetapi semakin hari, hubungan tersebut telah melewati batas wajar.
Akibat pacaran yang berlebihan menyebabkan Dara hamil, hingga keduanya sempat memiliki keinginan untuk menggugurkan kandungannya.
Secara singkat, mereka memutuskan untuk mempertahankan kandungan Dara hingga waktu kelahiran tiba, bayi tersebut akan diurus oleh keluarga Bima, sedangkan Dara tetap melanjutkan pendidikannya ke Korea Selatan demi meraih cita-cita.
Petisi Boikot
Film Dua Garis Biru sangat dekat dengan kehidupan nyata anak remaja saat ini.
Sebelum film ini tayang secara resmi di bioskop, trailer film ini menuai banyak kritik dari masyarakat.
Terkesan mengangkat dari kehidupan sehari-hari menyebabkan masyarakat beramai-ramai mengadakan petisi untuk memboikot film ini agar tidak tayang.
Perilaku sebuah film akan sangat memengaruhi penontonnya, oleh karena itu sangat disarankan menonton film sesuai usianya.
Pengelompokkan usia ini dilakukan agar menghindari hal yang tidak diinginkan dan penonton yang seharusnya lebih siap sehingga dapat bijak dalam mengartikan makna dari sebuah film
Berdasarkan penelitian Diahloka (2012, h. 28), terbukti bahwa melalui sebuah film akan sangat memengaruhi perkembangan moral remaja.
'Sejuta' Pesan Moral
Masyarakat memiliki persepsi dan pandangan yang berbeda-beda ketika menonton sebuah film, terutama apabila hanya melihat sebagian kecil dari cuplikannya saja.
Hal tersebut sangatlah wajar yang menyebabkan masyarakat salah menyimpulkan makna dari sebuah film.
Padahal, film Dua Garis Biru memiliki banyak pesan moral yang terkandung di dalamnya untuk mengajarkan kepada masyarakat mengenai edukasi seks dan cara menyelesaikan masalah dalam keluarga.
Contohnya, mengajarkan bahaya menggugurkan kandungan, pentingnya mempelajari reproduksi, bahaya pacaran berlebihan, pentingnya peran orang tua dan cara mengambil keputusan yang benar, dll.
Setelah petisi ditarik, kenyataannya film ini banyak mendapat banyak dukungan dan penghargaan karena mengajarkan hal positif.
Kesan Penonton
Saya telah bertanya pada beberapa orang (kurang lebih 5 orang) yang sudah menonton film Dua Garis Biru.Â
Pertama saya bertanya kepada sekelompok orang berusia 21 tahun, ada yang berprofesi sebagai mahasiswa dan ada juga yang sudah bekerja (perusahaan keluarga dan di luar negeri).
Sebagian besar dari mereka mengatakan hal yang sama bahwa film ini memberi kesan yang positif.
VY mengatakan, "film ini justru memberi edukasi jika melakukan suatu hal pasti ada konsekuensinya".
WA pun mengatakan demikian, "ngajarin juga buat anak yang di bawah umur trus ngasih tau juga dari hal begitu tuh pasti ada resikonya".
TG berpendapat bahwa film tersebut mengajarkan tanggung jawab.
"Bagusnya karena mereka udah berbuat seengganya itu bayi ga dibunuh. Apalagi jaman sekarang banyak aborsi, kasian sama bayinya. Jadi ini ngajarin ada tanggung jawab dari kedua belah pihak", ujar TG.
Sedangkan MK mengatakan, "edukasi iya dan ada ga benernya juga karena bisa jadi orang tersebut mikirnya ah biarin aja kaya gitu juga kan masih bisa raih cita-cita, jadi cewenya ga tanggung jawab".
Kedua, saya bertanya pada CL usia 24 tahun bekerja di salah satu perusahaan, ia mengatakan film ini memberi pesan positif.Â
"Ya dengan adanya film itu orang tua harus lebih tau lingkungan anaknya gimana, dan untuk anak-anak yang menginjak usia remaja juga harus bisa jaga diri. Sama satu lagi, bertanggung jawab atas tindakan yang udah dilakukan", ucapnya.
Daftar Pustaka
Astuti, V. (2022). Buku ajar: Filmologi kajian film. Yogyakarta: UNY Press.
Ayuningtyas, N. (2019). Sempat tuai kontroversi, ini 5 fakta film Dua Garis Biru. diakses dari Liputan6: https://m.liputan6.com/hot/read/4010138/sempat-tuai-kontroversi-ini-5-fakta-film-dua-garis-biru
Diahloka, C. (2012). Pengaruh sinetron televisi dan film terhadap perkembangan moral remaja. Jurnal Reformasi, 2 (1), 28. https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/reformasi/article/view/15/12
Rochimawati, A. B. (2019). Film Dua Garis Biru, tuai kontroversi walau penuh pesan moral. Diakses dari Viva: https://www.viva.co.id/amp/showbiz/film/1160786-film-dua-garis-biru-tuai-kontroversi-walau-penuh-pesan-moral
Sembiring, I. G. N. (2019). Dua Garis Biru, film remaja tak biasa yang sempat menuai kontroversi. Diakses dari Kompas: https://amp.kompas.com/entertainment/read/2019/07/15/115416210/dua-garis-biru-film-remaja-tak-biasa-yang-sempat-menuai-kontroversi
Suharyati, T. (2020). Film 'Dua Garis Biru', sinopsis dan makna tersembunyinya. Diakses dari Detik: https://hot.detik.com/movie/d-4925197/film-dua-garis-biru-sinopsis-dan-makna-tersembunyinya
Tribuana, L. (2020). Dua Garis Biru, film Adhisty Zara yang kontroversional. Diakses dari Okezone: https://celebrity.okezone.com/read/2020/08/20/206/2265019/dua-garis-biru-film-adhisty-zara-yang-kontroversial
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H