Mohon tunggu...
Catarina Asthi Dwi Jayanti
Catarina Asthi Dwi Jayanti Mohon Tunggu... Psikolog - Clinical Psychologist | Community Enthusiast

Long Life Learner | Senang mengobrol, bernyanyi, memasak, dan jalan-jalan | Sedang berusaha untuk konsisten meninggalkan jejak melalui tulisan | Temukan saya di Instagram @catarinaa90

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

ADHD pada Dewasa, Mungkinkah?

12 Oktober 2020   17:27 Diperbarui: 12 Oktober 2020   21:41 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Berkaitan dengan konsep gangguan, penting untuk dipahami bahwa diagnosis adalah konsep yang berkembang dari waktu ke waktu dan bertujuan untuk menilai patofisiologi, pengobatan, kemungkinan-kemungkinan pencegahan serta prognosisnya. 

ADHD seringkali menetap hingga usia dewasa, sehingga dalam penegakkan diagnosis pada usia dewasa penting untuk diketahui bahwa karakteristik gejala di atas sudah muncul sebelum usia 12 tahun dan gejala tersebut bukanlah bagian dari gangguan lain yang memiliki kemiripan dengan gejala ADHD. 

Dalam penelitan terkait statistik orang dengan ADHD yang dirangkum oleh ADHD Editorial Board dari additudemag.com dipaparkan, prevalensi ADHD dewasa di seluruh dunia diperkirakan mencapai 2,8% pada sebuah penelitian ditahun 2016. Perkiraan prevalensi ADHD dewasa di AS cukup bervariasi, 

satu studi tahun 2019 memperkirakan prevalensi ADHD orang dewasa sebesar 0,96%, yakni dua kali lipat lebih dari 0,43% pada dekade sebelumnya. Studi sebelumnya telah menempatkan tingkat prevalensi ADHD orang dewasa di AS antara 2,5% dan 4,4%, dengan tingkat diagnosis 5,4% pada pria dibandingkan dengan 3,2% pada wanita.

Melihat dari data di atas dan berkaca pada pengalaman teman-teman di komunitas. Ada beberapa hal yang seringkali membuat ADHD ini baru didiagnosis ketika usia dewasa, padahal dalam panduan diagnosisnya, karakteristik gangguan ini harus sudah muncul sebelum usia 12 tahun.

1. Kurang Informasi

Hal ini terkait dengan kurangnya informasi sehingga minim self-judgement dari guru dan orang tua untuk melakukan proses asesmen lebih lanjut.

2. Coping

Anak perempuan dengan ADHD, terlebih subtipe inatentif, cenderung cukup mampu untuk mengikuti standar perilaku orang sekitarnya, sehingga mereka tampak tidak agresif. 

Hal ini yang menyebabkan anak-anak tersebut tidak mendapatkan kesempatan untuk di asesmen lebih lanjut. Coping ini pun juga berkaitan dengan kemampuan orang tua dan guru dalam menerapkan aturan-aturan dalam kehidupan anak-anak tersebut.

3. Selective Attention atau Perhatian/Minat tertentu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun