"Eka ...!"
"Rudie ...!
Teriak Sari Janto keras. Kedua anak itu pun menengok. Ternyata memang benar mereka adalah Eka dan Rudie. Begitupun dengan lelaki yang berada di tengah mereka, ia pun turut menoleh ke arah Sari Janto.
Alangkah terkejutnya Sari Janto, ternyata lelaki yang bersama kedua anaknya adalah Wijaya, mantan suaminya. Dibilang mantan juga bukan, karena surat cerai tidak diberikan.
"Eh busyet loe Bang, berani benar nampakin wajah loe di depan gue. Segala ngejajanin anak gue lagi." sentak Sari Janto setengah keras.
Wijaya hanya mesem berat ketika melihat wajah Sari Janto sang mantan istri itu penuh emosi ketika melihat wajahnya. Namun Wijaya membalas dengan senyuman sambil berkata, "Aku kesini hanya ingin melihat anakku. Dan aku memberikan uang jajan untuk mereka, karena hak mereka, aku sebagai ayahnya."
"Eh, dengar ya Bang. Aye masih sanggup ngempanin Eka sama Rudie. Mendingan Bang urus aja bini abang yang baru."
Sari Janto mendekat, lalu meraih lengan Eka dan Rudie lalu menariknya.
"Ayo pulang," sentaknya sambil tegopoh-gopoh menuntun kedua anaknya. Sedangkan Eka enggan untuk pulang karena acara topeng monyet masih berjalan. Namun tangan sang Bunda begitu keras menggenggam. Demikian Rudie, ia hanya bisa melengos kebelakang kearah dimana anak-anak sebayanya masih tertawa riang menyaksikan topeng monyet.
***
"Nah kan, benar kan ada di sana!" sapa Pairun ketika Sari Janto berpapasan kembali melewati rumahnya yang semi permanen.