Mohon tunggu...
Cataleya Arojali
Cataleya Arojali Mohon Tunggu... Buruh -

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kucing Melly yang Cemumut (1, 2, dan 3)

16 April 2016   22:01 Diperbarui: 4 Mei 2016   18:53 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kucing Jantan hanya nyengir mendengar Kucing Betina berkoar memarahinya, sambil terus melihat kucing Melly yang sedang asik bermain di pinggir kaca jendela.

"Eh, gue biar jelek-jelek gini, hidup mandiri. Bisa nyari makan sendiri. Sedangkan Si Melly walaupun cantik, gak bakal hidup kalau di lepas."

"Meoong....au-ah gelap!" pungkas Kucing Jantan sambil melangkah pergi ketika Kucing Melly kembali turun dai balik jendela itu.

Kucing Jantan mengibas-ngibaskan ekornya. Sambil berucap, "Sudah ah, jangan cemburu gitu, mendingan kita cari makan buat malam ini!"

"Yeee ... GR ... capa yang cemburu ama loe. Ngaca...!" pekik Kucing Betina mencela ketika Kucing Jantan hilang ditengah malam yang pekat.

Kemudian Kucing Betina pun beranjak dari tempat itu kearah lain. Ia merasa sakit dengan perkataan Kucing Jantan tadi. Merasa terhina. Tiba-tiba Kucing Betina itu menguarkan air mata. 

"Hikz ...hikz ...hikz ... Hidup ini tak adil. Aku semenjak kecil selalu sendiri tak ada yang mengurus ... Jahaaat.... Semuanya jahat... hikz ... hikz ... hikz ..."

Air mata berderai membasahi pipi dan kumisnya. Kucing Betina merasa paling buruk dengan takdir hidupnya. Semenjak bayi ia dipisahkan oleh Bunda dan kedua saudaranya. Ia di buang jauh-jauh oleh manusia, yang tak suka dengan kehadirannya.

Ia tahu jika hidup ini memang pahit. Hidup harus berjuang sebisa mungkin untuk menyambung umur yang hanya sementara ini. "Tapi ... Kenapa kesenangan itu tidak berpihak kepadaku?!"

Kucing Betina terus menangis ngeong sedu. Ia pandang rembulan yang mulai tertutup awan mendung berarak memapas sinar indahnya. Suara simfoni angin mendayu lembut diiringi suara kekresekan dahan tertepa angin semilir.

Terbayang kilas balik ketika ia masih dalam asuhan sang Bunda. Ketika ia mempunyai saudara kembar dua. Kakak dan Adik, sedangkan ia di tengah karena lahirnya pun ia keluar merojol keras ketika Kakaknya keluar, itupun sedikit sulit karena terlahir nyungsang. Disusul dengan adiknya yang hanya mempunyai satu warna bulunya yaitu kuning. Sedangkan ia dominan putih dengan campuran kuning.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun