Mohon tunggu...
Cataleya Arojali
Cataleya Arojali Mohon Tunggu... Buruh -

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kucing Melly yang Cemumut (1, 2, dan 3)

16 April 2016   22:01 Diperbarui: 4 Mei 2016   18:53 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu tak lama lamat-lamat terdengar suara mengeong lembut. Suara itu berasal dari balik tembok rumah itu. Rupanya Melly itu juga seeokor kucing. Warnanya hitam berbaur dengan kuning dan putih. Matanya sayu lentik dan biru ketika sedang menatap. Sepertinya kucing yang bernama Melly itu berusia lebih muda dari kucing Betina yang sedang berlindung di kolong bale.

"Alangkah senangnya Melly, ada yang merawatnya. Sedangkan aku ... aku hanyalah kucing liar selalu di benci oleh manusia jika aku mencuri lauk ikan. Padahal, aku juga ingin sekali makan enak. Mungkiin ... mungkin si Melly selalu diberi makan dengan ikan. Oh ... malangnya nasibku. Di malam yang gelap hujan pula, aku kedinginan. Sedangkan Melly ... ia selalu hangat dalam pelukan manusia yang merawatnya." 

Si kucing betina itu menyesali nasibnya. Semenjak kecil, dia selalu di benci. Bahkan ketika baru mangkat besar, ia dibuang oleh manusia yang tidak suka dengan kelahirannya. Ia dibawa jauh oleh manusia untuk dibuang jauh-jauh. Bahkan yang paling menyedihkan, ia dipisahkan oleh Bundanya dan kedua saudaranya. Sehingga ia menjadi anak kucing yang telantar. 

Bagus untung ia diajari oleh sang Bunda bagaimana cara manangkap seekor Tikus yang akan menjadi makanan utamanya dan makanan alternatif jika tidak ada yang memungutnya sebagai kucing peliharaan. Dia sebagai kucing jalanan tampa ada yang memperhatikan dari manusia.

Bahkan dia pernah dipukul hanya karena mencuri ikan asin, lalu menjatuhkan piringnya hingga pecah. Sang Manusia itu lalu bangun dan melihatnya ketika sedang menyantap ikan asin. 

Prak ...

Pukulan dengan menggunakan sendal bakyak yang terbuat dari kayu mengenai punggungnya. Dia pun kabur secepatnya melewati sela-sela jendela. Tapi dia tak bisa keluar.

Ngeek ...

Tubuhnya kena cengkram oleh manusia itu. Dia dibawa keluar rumah lalu dilemparkan sekuat-kuatnya. Hingga tubuhnya terpelanting ke tanah yang setengah basah, sehingga bulu-bulu lembutnya kotor.

Dia bergegas membersihkan bulu-bulu kotor dengan lidahnya. Kukunya yang tampak hitam turut pula dijilati. Dia melihat sesuatu yang bergerak. Dengan instingnya, bersiap menerkam. Didalam ajaran sang bunda dalam mencari buruan, harus mempunyai kuda-kuda yang baik agar sergapan tepat mengenai sasaran. Dan itu pun berhasil. Seekor Tikus tak bisa berbuat banyak ketika sang Kucing betina itu telah menggigit lehernya. 

Dengan lahapnya dia memakan. Sang Bunda telah banyak mengajarinya menghadapi kehidupan dan hidup mandiri ketika sesama makhluk tidak saling perduli. Apabila hukum rimba terjadi, Dia siap menghadapi dengan lapang dada. Mengerahkan segenap ketangkasan dan kelihaiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun