Xixixix .... Pejantan tertawa mengikik. Lalu pejantan duduk mendeprok di hadapan Kucing Betina. Seraya berkata, "Aku sebenarnya lelah meraungi hidup ini. Bakyak manusia yang tak perduli dengan kita. Bahkan kehadiran kita hanya dipandang pengganggu dan pencuri makanannya. Aku lelah, aku ingin di sayang oleh manusia seperti Kucing Melly..Â
"Eh ...!" panggil Kucing Betina menyentak. "Gak boleh ngomong begitu. Tuh namanya gak bersyukur. Binatang jika tidak bersyukur, akan susah selama hidupnya. Harusnya kita bangga tidak ada merawat. Kita bisa bebas tidur di mana saja. Kawin juga bisa kapan saja. Sedangkan si Melly coba kamu lihat. Dia kuper, gak bisa kawin. Walaupun di hatinya ingin juga dikawin. Tapi karena kekangan yang merawatnya., akhirnya ia jadi perawan tua nantinya. Ihhh.... Aku gak mau dah jadi perawan tua!!" pungkas Kucing betina itu.
"Ia sih ...!" tukas Kucing pejantan.
Meoong....
Terdengar suara yang lembut mengeong. Suara itu berasal dari jendela ruang kamar Noni lantai atas.
"Coba kamu lihat!" kata Kucing betina kepada Kucing pejantan agar melirik ke jendela itu.Â
"Melly ... !" kata Kucing Jantan terkesima. "Wao ... cantiknya ..." Mata Kucing Pejantan melotot lebar, sambil sunggingkan senyum ia melambaikan tangannya kearah Kucing Cemumut itu, yang bukan lain adalah Kucinh Melly.Â
Kucing Melly mengenakan dasi pita kupu-kupu di lehernya. Matanya lentik, suaranya merdu ketika mengeong. Bulu-bulunya pun sangat lembut. Kucing Pejantan yang sedang tergugu terperanjat kaget.
"Eh ... em ... Genit ..." kata Kucing Betina yang tiba-tiba berdiri di sampingnya. "Yang ada ja kelees...."
Sontak Kucing Pejantan bilang, "Gak kamu jelek!"