"Sompret loe ngagetin gue aja!" semprot Kucing Pejantan. "Kirain gue Kuntil Kucing loe!!!"
"Hahaha ... satu sama. Kemaren loe ngatain gue latah. Sekarang gue ngatain loe kagetan. Uh, dasar, muda-muda udah jantungan!" Setelah berkata begitu, Kucing Betina itu segera menjauh dari Kucing pejantan sambil mengibaskan ekornya berulang-ulang memutar.Â
Karena Kucing Pejantan rasa kaget dan nyeri di punggung masih terasa, sehingga ia hanya diam saja dan duduk dengan menggunakan perutnya sambil terus melirik liar. Ia tidak memperdulikan guyonan sang Kucing Jantan yang pernah ia kawin namun gagal, karena Kucing Betina itu terlalu sebat jika diajak kawin.
Gusrak....
Terdengar suara gegusrakan.
"Tikus ..." sontak Kucing pejantan melompat kearah suara gegusrakan itu.
Meoong ... Adaw ... Sakiiit....
Ternyata suara gegusrakan itu bukan suara tikus, tapi suara Kucing Betina yang sedang meringis kesakitan. Ia rupanya baru saja jatuh dari atas ranting pohon..
"Sompret .... aduh ...."
"Hahahaha...." melihat yang gegusrakan adalah Kucing Betina, membuat Kucing Pejantan tertawa gelak-gelak. "Kualat loe ... makanya jangan suka menghardik!" Kucing betina hanya diam menggerang sambil menahan malu. "Sudah kamu jangan meledek seperti itu." Tampak raut muka terpancar sedih. Matanya disayukan. Tapi tiba-tiba melototkan mata.
Sambil meringis Kucing Betina manatap Kucing Pejantan dengan dimanyunkan. "Jelek, pergi kamu dari mukaku!" bentak Kucing Betina dengan nada keras.Â