Sedih dirasakan Kucing Pejantan jika niat ingin memikat hati Kucing Melly selalu dijaga oleh sang pemelihara. Terkadang ia hanya memandang dari kejauhan untuk melihat kecantikan Kucing Melly. Di dalam hatinya berkata. "Sampai kapan pun aku akan menunggumu, sampai majikanmu lengah. Aku yakin, engkau saatnya untuk dikawin. Dan itu fitrah dari sifat kehewananmu."
Malam pun tiba. Seharian tidur walau tidak terlalu lelap, Kucing Pejantan berjalan untuk mencari santapan malam. Matanya tajam dan liar ketika memdengar gegusrakan di tempat-tempat kotor biaaanya tikus berada. Baru saja beberapa langkah, benar saja terdengar suara kekesrekan. Suara itu berasal dari kantong plastik. Ia sudah mengira itu adalah tikus yang sedang mencari sisa makanan. Dengan memasang kuda-kuda, Kucing Pejantan menancapkan kakinya kuat-kuat untuk siap melompat cepat dan menerkam sebat.
Satu...
Dua...
Tiga...
"Khuf..." Kucing pejantan melompat cepat lalu menerkam kantong plastik itu.
Ciit....cit....cit....
"Ah! Kena loe!"
Benar adanya ternyata itu memang seekor Tikus walaupun tidak seberapa besarnya. Dan sebesar itulah dagingnya paling nikmat. Justru kalau kebesaran malah tidak gurih, bahkan bisa menyerang balik jika sang Kucing lengah.
Kepala Tikus itu dilumatnya. Lalu dengan tergesa-gesa, Kucing Pejantan membawa Tikus itu ketempat yang nyaman untuk menyantapnya. "Em ... pasti palanya nikmat nih Tikus," gumam Kucing Pejantan.