Apalagi, setiap ada lowongan kerja dengan jabatan manager hingga level C. Syarat utama yang harus dipenuhi adalah "can speak Mandarin fluently". Saya pun tidak berani untuk melamarnya, meskipun syarat lainnya terpenuhi. Saya percaya diri untuk mundur teratur.
Kebetulan, saya mempunyai sepasang suami istri "warga keturunan". Mereka sudah saya anggap seperti keluarga. Saya pernah mengatakan pada mereka.
"Mas, mbak, tolong ajarin saya belajar bahasa Mandarin" pinta saya.
Saya memahami bahwa bahasa Tiongkok akan menjadi bahasa dunia, selain bahasa Inggris. Apalagi, ekonomi Tiongkok sedang melesat bak meteor. Maka, belajar Bahasa Tiongkok menjadi keputusan yang bijak.
Untuk menambah wawasan bahasa Tiongkok, saya memahami percakapan di kanal Youtube. Ditambah, saya mengunduh beberapa film Kungfu. Saya mencermati secara seksama. Setiap kalimat yang diucapkan para tokoh dalam film tersebut. Minimal, saya memahami bahasa percakapan mereka. Â Â Â
Lantas, apa sih untungnya koleksi kamus bahasa asing?. Bagi saya, setidaknya saya memahami bahasa pergaulan dunia. Jadi, seandainya Allah SWT memberikan rejeki kepada saya. Untuk jalan-jalan ke luar negeri, maka saya sedikit tahu tentang bahasa negara tersebut.
Teknologi internet boleh berkembang pesat. Namun, koleksi kamus bahasa asing telah menjadi kebiasaan. Ketika, mampir di sebuah toko buku dan menemukan kamus bahasa asing lain. Serta, harga kamus bahasa asing tersebut terjangkau dengan isi kantong. Maka, saya berusaha untuk membelinya. Sebagai tambahan ilmu di kala senggang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HKetika, orang lain mampu mengoleksi barang mewah atau branded. Saya justru tergelitik untuk mengoleksi buku, kamus bahasa asing. Karena, saya merasa bahwa buku adalah jendela. Jendela untuk mengenal cakrawala dunia.Â