Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Semarakkan Bulan Ramadan di Tengah Meningkatnya Suhu Politik

30 Mei 2019   02:26 Diperbarui: 30 Mei 2019   02:42 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semarak ramadan saat suhu politik meningkat (Sumber: dreamstime.com/diolah)

Seperti apa yang dilakukan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak. Batutimes.com 22/05/2019 melansir informasi  bahwa dalam postingan instagram  @emildardak mengunggah postingan berupa video yang menggambarkan Wagub jawa Timur sedang bermain piano. Beliau menyanyikan lagu Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki bersama beberapa kepala daerah.

Kepala daerah tersebut yang notabene berbeda pandangan. Seperti, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan Walikota Tangerang Airin Rachmi Diany. Juga hadir Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid dan  Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institue Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).  

Gubernur Jawa Timur Emil Dardak beramin piano bersama beberapa kepala daerah (Sumber: batutimes.com)
Gubernur Jawa Timur Emil Dardak beramin piano bersama beberapa kepala daerah (Sumber: batutimes.com)

Mereka menyadari bahwa beradu tegang tentang pandangan mereka tidak bisa menyelesaikan sebuah masalah. Apalagi, memasuki bulan Ramadan, ketegangan antar politisi mulai melemah. Dan, sudah saatnya menjalin persatuan dan kesatuan bangsa.  

Warganet dan Tayangan Televisi
Yang menarik adalah partisipasi warganet. Saat ajang Pilpres 2019 lalu begitu panas dan membuat merah telinga. Mereka  beradu argumen bahwa pilihan mereka adalah terbaik. Kini, memasuki bulan Ramadan, komentar para warganet mulai mencair dan dingin.

Predikat "Cebong" untuk pendukung kubu 01 dan "Kampret" untuk pendukung nomor 02 yang selalu menjadi trending di linimasa berangsur hilang. Tidak segarang saat Pilpres 2019 lalu.
Negeri ini seperti terkotak-kotak. Keberagaman sepertinya sebuah masalah. Perbedaan pandangan politik bagai musuh dalam selimut. Kapan saja bisa menjadi efek bola salju. Masyarakat tingkat bawah menjadi tumbal dari ajang Pemilu 2019. Mereka berseteru karena berbeda pilihan Capres, Caleg atau partai.

Kita bersyukur bahwa Ramadan memberikan angin sepoi bagi kondisi bangsa ini. Keberagaman yang ada di Indonesia baik perbedaan pandangan politik maupun agama menjadi sebuah anugerah yang harus dijaga. Setiap orang berusaha untuk menjaga kondusivitas saat bulan Ramadan.

Mereka beraggapan bahwa untuk meraih kemenangan di bulan Ramadan perlu meniadakan berbagai perbedaan. Kemudian, mengisi berbagai kegiatan positif untuk menyemarakan bulan Ramadan.
Lihatlah bagaimana stasiun televisi swasta di Indonesia. Potret tensi politik yang meningkat di ajang 

Pemilu 2019 selalu menghiasi layar kaca. Penonton ikut terbawa situasi apa yang ditampilkan di TV. Sekarang, staisun televisi berlomba-lomba menampilkan acara relegius demi berkahnya bulan Ramadan.

Dari acara ajang pencarian bakat seperti dai hingga acara pengajian dan bukber bisa anda lihat setiap hari. Program televisi yang bisa menyemarakan suasana Ramadan mampu menghilangkan tensi politik yang telah terjadi. Masyarakat Indonesia, khususnya yang beragama Islam disibukan dengan aksi berlomba-lomab berharap kebaikan, berkah dan ampunan.

AKSI, program pencarian bakat Dai di stasiun televisi swasta yang mampu menyemarakan suasana bulan Ramadan (Sumber: Indosiar/Instagram)
AKSI, program pencarian bakat Dai di stasiun televisi swasta yang mampu menyemarakan suasana bulan Ramadan (Sumber: Indosiar/Instagram)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun