Sebuah adegan sinetron, tanpa malu-malu, bapak dan anak yang tidak lama bertemu kini saling berangkulan erat.
"Ayah, maafkan Zinta yang telah berbuat dosa begini. Aku kangen kasih sayang ayah. Ayah, ibu telah tiada. Dan, ayah kini telah kembali di hadapanku" jawab aku sambil terisak-isak bagai anak kecil.
"Sama nduk. ayah juga minta maaf. Ayah berdosa sama ibu, sama kamu. Maafkan ayah. Ayah juga malu sama kamu" jawab Om Hadi sambil mengusap air mata Zinta.
"Ayah, Zinta ingin ayah kembali menemaniku"
"Pasti, nduk!"
"Sudahi perbuatan ini ayah. Zinta sudah punya segalanya dan mau berhenti dari profesi ini. Ayah adalah sosok yang Zinta rindukan!"
"Ayah berjanji tidak akan meninggalkan kamu lagi nduk. Pulanglah ke rumah ayah yang baru. Besok kita ke Ngawi untuk ziarah di makam ibumu" jawab Om Hadi.
'Alhamdulilah nduk. Mimpi apa ayah semalam. Bisa ketemu dengan bidadariku kembali" jawab om Hadi sambil mengusap air mataku dan mulai tersenyum manis memandangku.
"Zinta juga tidak menyangka, bisa ketemu ayah yang lama kurindukan" jawabku.
Bapak dan anak kini saling berangkulan kembali. Bukan antara pelanggan dan gadis panggilan. Â Tetapi, antara anak dan ayahnya yang hilang 3 tahun lamanya. Malam Lailatul Qodar telah memberikan hikmah mempertemukan dua insan yang saling merindukan. Dan, mereka kembali ke jalan yang benar dan saling menyayangi. Wanita penjaga pintu telah bertemu dengan ayah yang menjadi pelanggan saat menjalani profesi lamanya. Sbuah hikmah di bulan Ramadhan, saat malam Lailatul Qodar menjadi harapan banyak manusia. Â
Denpasar, 30 Mei 2018.