Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jaringan, Sinergi dan Implementasi Kota Kreatif

3 Oktober 2017   17:02 Diperbarui: 3 Oktober 2017   17:11 2115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari arti kata "kreatif" itu sendiri yang hingga kini memberikan makna "ambigu" dan banyak persepsi hingga bermuara pada model implementasi Kabupaten/Kota kreatif. Oleh sebab itu, ICCN menggelar bedah buku kota kreatif dan sesi diskusi serta tanya jawab tentang seputar perkembangan kota kreatif di Indonesia.

Foto bersama setelah mengadakan sesi bedah buku (Sumber: dokumen pribadi)
Foto bersama setelah mengadakan sesi bedah buku (Sumber: dokumen pribadi)
Dalam bedah buku tersebut juga dibahas tentang cara implementasi kota kreatif di Indonesia. Itu menjadi hal penting sebagai mekanisme yang harus dilalui oleh sebuah Kabupaten/Kota di Indonesia untuk menjadi Kabupaten/Kota Kreatif.  Di mana, dalam Kabupaten/Kota di Indonesia  yang layak disebut sebagai kota kreatif perlu melakukan beberapa langkah sebagai berikut yaitu:
  • Start Up (Komitmen); tindakan awal dari setiap pemangku kepentingan yang hendak mengembangkan Kabupaten/Kota kreatif  adalah membuat komitmen yang akan menjadi panduan bagi semangat pergerakan. Komitmen akan terjaga dengan mengikuti panduan  yang diperinci menjadi:
  • Pemetaan potensi keunggulan Kabupaten/kota yang meliputi potensi ekonomi pertanian, industry dan manufaktur , perdagangan dan informasi, dan ekonomi kreatif yang mengacu kepada 16 subsektor yang telah dirumuskan oleh Bekraf;
  • Pembentukan platform Quadruple Helix; dan
  • Penerapan 10 prinsip Kabupaten/Kota kreatif sebagai tolok ukur atau indicator keberhasilan dalam penyelenggaraan pembangunan Kabupaten/Kota.
  • Excellence (Implementasi), potensi Kabupaten/Kota yang telah teridentifikasi melalui serangkaian pemetaan kemudian diimplementasikan  oleh sebuah tim ad hoc, yang atas unsur-unsur Quadruple-helix;
  • Champion (Motor Penggerak kawasan atau Kabupaten/Kota Sekitar). Sebuah Kabupaten/kota layak mendapat predikat  sebagai Kabupaten/kota kreatif  ketika berhasil menjalankan rencana aksi dan program-programnya  sesuai dengan beberapa indikator keberhasilan  yang telah ditentukan Kabupaten/kota kreatif mampu menjalankan peran sebagai motor kreatif untuk membangun Kabupaten/Kota dan bertindak sebagai episentrum kreatif yang dapat menginspirasi Kabupaten/Kota kreatif yang lain di kawasan sekitarnya yang berada dalam satu provinsi.

Komunitas Kreatif

 Beberapa komunitas yang berasal 18 (delapan belas) Kabupaten/kota kreatif  memberikan paparan dan pandangan tentang kontribusi atau visi dan misi yang telah dilakukan di kotanya. Banyak ilmu menarik yang bisa diperoleh dari paparan tersebut seperti perjuangan Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah dalam berjuang seni batik dapat diakui UNESCO, 

semangat yang kuat Kota Surabaya untuk menjadi Kota Gastronomi dunia,kiat-kiat menarik Kota Bandung menjadi kota kreatif di Indonesia dan lain-lain.Ini menjadi lecutan dan energi Kabupaten/Kota lainnya di Indonesia untuk menjadi kota kreatif baik tingkat nasional maupun internasional. Sebagai informasi, Kota Ambon sedang berjuang untuk menjadi kota kreatif sebagai Kota Musik Dunia.       

Perwakilan dari kota-kota kreatif di Indoesia (Sumber: dokumen pribadi)
Perwakilan dari kota-kota kreatif di Indoesia (Sumber: dokumen pribadi)
Dan, pada sesi paparan Kabupaten/Kota Kreatif tersebut, Kota Denpasar  juga memberikan pandangan tentang kontribusi terciptanya ekonomi kreatif di Kota yang berwawasan Budaya yang Unggul. Bapak I Gusti Anindya Putra yang bertindak sebagai Kepala Bekraf Denpasardidaulat untuk memberikan paparan tentang perjalanan panjang Kota Denpasar menjadi kota kreatif di pulau Bali. Beberapa subsektor unggulan pun digeber untuk menciptakan  ekonomi kreatif baru seperti film, aplikasi dan game, dan musik. 

Kehadiran komunitas-komunitas yang ada di Kota Denpasar memberikan kontribusi besar tumbuhnya lading-ladang ekonomi kreatif. Terpenting dalam paparan tersebut adalah dukungan besar dari Walkota Denpasar Ida Bagus Darmawijaya Mantra terhadap tumbuhnya komunitas-komunitas kreatif. Dukungan tersebut sebagai penambah energi bagi komunitas-komunitas kreatif dan mampu memberikan peran besar terhadap "sustainable" Denpasar sebagai Kota Kreatif baik tingkat nasional maupun internasional.

Bapak I Gusti Anindya Putra, Kepala Bekraf Denpasar sedang memebrikan paparan tentang pertumbuhan ekomi kreatif di Kota Denpasar (Sumber: dokumen pribadi)
Bapak I Gusti Anindya Putra, Kepala Bekraf Denpasar sedang memebrikan paparan tentang pertumbuhan ekomi kreatif di Kota Denpasar (Sumber: dokumen pribadi)
Dalam ajang ICCN juga digelar berbagai workshop dan pameran yang berasal dari komunitas-komunitas kreatif di Indonesia. Workshop-workshop tersebut di antaranya Digital Ads (periklanan digital), Creative Community Development, Idea to Execution (Pengembangan komunitas kreatif, Gagasan untuk mengeksekusi),  Destination Branding Management (Manajemen Tujuan Nilai), Festival Kreatif Berbasis Komunitas, Pemetaan Potensi Kreatif Daerah dan lain-lain. Dari paparan tersebut bisa memberikan wawasan penting bagi peserta ICCN dan diimplementasikan di daeahnya. Seperti Workshop tentang Pemetaan Potensi Kreatif Daerah yang mengajarkan kita untuk menggali sumber-sumber atau kejadian-kejadian apapun yang ada dalam sebuah kota untuk dijadikan database yang nantinya digunakan sebagai bahan kebijakan bagi kepala daerah setempat.

Berbagi Ilmu

Peserta ICCN juga bisa berbagi, menimba ilmu dan berkenalan secara langsung dengan berbagai komunitas-komunitas kreatif dari kota-kota kreatif yang hadir.  Ini merupakan ajang saling tukar informasi dan memperkuat relasi komunitas agar menjadi sinergi yang kuat untuk meningkatkan nilai kota kreatif di daerahnya masing-masing. 

Setiap booth atau stand pameran yang ada di kawasan kongres ICCN juga memberikan masukan ilmu untuk peserta ICCN dalam membangun hubungan pertemanan atau hubungan bisnis selanjutnya. Produk-produk yang dipamerkan 100 persen merupakan produk-produk  kreatif,  dari produk yang berhubungan dengan musik hingga animasi. Hadirnya produk-produk tersebut bisa menjadi pemantik bagi komunitas kreatif kota lainnya untuk berkarya dalam melakukan inovasi produk di daerahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun