Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Nature

Percayalah, Masih Ada Waktu untuk Membenahi Kerusakan Lingkungan Hidup Kita

9 November 2016   14:48 Diperbarui: 5 Juni 2018   11:36 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luas Pulau Batam yang mencapai 41.500 hektare, hingga awal 2015 luasnya tinggal 1.743 hektare. Luas tersebut juga dipastikan terus menyusut hingga September 2015 pengaruh abrasi laut karena luas mangrove Batam turun drastis (Sumber: di sini)

Pemanasan global (global warming) selalu menjadi pembahasan penting ketika kita membicarakan masalah lingkungan. Iklim yang berjalan tidak seperti biasanya karena ada pendorongnya. Itulah sebabnya perubahan iklim menjadi pembahasan penting di tingkat dunia. 

Kita masih ingat pada bulan Desember 2007 lalu, pertemuan tingkat tinggi tentang perubahan iklim yang diselenggarakan oleh United Nations Framework Convention of Climate Change (UNFCCC) di Bali yang menghasilkan Bali Roadmap.Pada pertemuan tingkat tinggi tersebut belum menghasilkan kesepakatan yang berarti untuk dibawa ke pertemuan selanjutnya di Warsawa (Polandia) dan Copenhagen (Denmark) pada tahun 2009.

Ramah Lingkungan

Mengenai lingkungan, mantan Menteri Lingkungan Hidup era Orde Baru (1978-1993), Emil Salim mengatakan,”Lingkungan Hidup tak pernah menjadi agenda utama bangsa Indonesia. Lingkungan hidup hanya menjadi etalase pembangunan selama tiga dekade terakhir. Kini saatnya mengubah sejarah dan haluan bangsa kita!”.

Lagi, pada acara Second South East Asia Water Forum di Nusa Dua Bali, mantan menteri Pekerjaan Umum era Presiden SBY Kirmanto juga mengatakan, “Kondisi lingkungan sekarang sangat memprihatinkan dan jelek. Kondisi daerah tangkapan air di kawasan upper watershed banyak terjadi penggundulan hutan, dan praktek-praktek pengolahan tanah yang tak sesuai dengan kaidah yang betul”. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa lingkungan negeri kita dalam keadaan memprihatinkan.  

Menurut Undang Undang Nomor 23 Tahun 1997, lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. 

Di dalamnya mengandung ekosistem yang merupakan tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Untuk menciptakan lingkungan hidup yang berkualitas memerlukan  3 (tiga) komponen utama, yaitu 1) terpenuhinya kebutuhan untuk kelangsungan hidup hayati, 2) terpenuhinya kebutuhan untuk kelangsungan hidup manusiawi dan 3)  terpenuhinya kebebasan untuk memilih.  

Jika salah satu komponen tersebut tidak ada maka lingkungan hidup kita sedang mengalami kerusakan, di mana terjadi proses deteriorasiatau penurunan mutu (kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai dengan hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya flora dan fauna liar, dan kerusakan ekosistem. Kita memahami bahwa kerusakan lingkungan disebabkan oleh 2 faktor penting yaitu alam dan manusia. 

Namun, faktor manusia yang tidak ramah lingkungan merupakan penyebab besar dari kerusakan lingkungan seperti perusakan hutan dan alih fungsi hutan, pertambangan, pencemaran udara, air, dan tanah dan lain sebagainya.

Banyak masalah lingkungan yang sedang dihadapi di Indonesia saat ini seperti penebangan hutan secara liar atau pembalakan hutan; polusi air dari limbah industri dan pertambangan; polusi udara di daerah perkotaan; asap dan kabut dari kebakaran hutan; kebakaran hutan permanen atau tidak dapat dipadamkan; perambahan suaka alam (suaka margasatwa); perburuan liar, perdagangan dan pembasmian hewan liar yang dilindungi; penghancuran terumbu karang; pembuangan sampah tanpa pemisahan atau pengolahan; hujan asam yang merupakan akibat dari polusi udara. 

Masalah-masalah tersebut membutuhkan perhatian serius dari semua kalangan. Butuh aksi nyata untuk menciptakan lingkungan  yang berdaya guna bagi kehidupan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun