Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pelangi dalam Kerukunan Umat Beragama

14 September 2016   09:16 Diperbarui: 14 September 2016   09:37 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

media-sosial-4-jpg-57d8b2942b7a61d8396247a4.jpg
media-sosial-4-jpg-57d8b2942b7a61d8396247a4.jpg
Status dari orang lain yang saya bagikan (share) dalam sebuah akun media sosial yang mampu memberikan pencerahan orang lain

(Sumber: dokumen pribadi)

Saya memahami betul bahwa satu kalimat bisa bernada negatif bagi orang yang membacanya. Itulah cara saya untuk membina kerukunan umat beragama dengan orang lain yang berbeda agama dalam media sosial. Karena, berbicara masalah agama merupakan masalah yang paling sensitif di mana setiap penganut agama fanatik apa yang dipercayainya.

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk membina kerukunan umat beragama di media sosial, di antaranya: 

  • Jangan memposting status tentang hal-hal menyangkut agama orang lain yang bernada negatif, seperti meme, gambar dan lain-lain.
  • Berpikir jernih dalam menyikapi sebuah status media sosial yang bernada negatif tentang agama kita. Telusuri dahulu kebenarannya.
  • Kerukunan umat beragama jangan dipakai sebagai alat politik.
  • Jangan memprovokasi keadaan yang belum tentu kebenarannya dalam media sosial dengan membuat komentar-komentar negatif. 
  • Kita memahami bahwa agama adalah hak yang paling pribadi dan hakiki. Oleh sebab itu, tak seorang pun berhak untuk menilai atau menghakimi agama orang lain di media sosial. 
  • Berpegang teguh pada Tri Kerukunan Umat beragama.
  • Jauhkan diri dari media sosial jika hati kita sedang kesal, terutama masalah agama orang lain.

Jadi, membina kerukunan antar umat beragama di era media sosial sebenarnya mudah. Kemajuan teknologi informasi (TI) dalam media sosial hendaknya kita gunakan sebagai  ajang menjalin komunikasi dalam dunia maya dan diterapkan dalam dunia nyata.

Berpikirlah jernih dan bijak ketika kita hendak membuat sebuah status di media social yang berbau SARA, khususnya agama. Apakah informasi yang kita bagikan akan membuat orang lain menjadi bahagia  atau menjadi luka yang menyebabkan pertikaian. Ingat, status yang telah kita bagikan tidak bisa kita hapus begitu saja, karena dalam beberapa detik telah menyebar ke belahan dunia sekalipun.

Pertaruhan nyawa dalam membina kerukunan umat beragama di era media sosial terletak pada sentuhan jemari kita. Dunia media sosial  telah membantu manusia untuk melakukan hubungan sosial dengan siapapun. Tetapi, media sosial jangan sampai menjadi sisi tajam pisau bagi kerukunan umat beragama.

Media sosial hendaknya menjadi oase penyejuk dan penghilang dahaga ketika antar umat bergama harus saling membantu. Karena, kita adalah makhluk sosial yang berhak hidup dengan bantuan orang lain, termasuk dengan orang yang berbeda agama dengan kita.

Sudahilah rasa paling benar tentang agama kita dibandingkan dengan agama orang lain. Karena, setiap penganut agama dalam keyakinannya pasti merasakan hal tersebut. Tetapi, perasaan tersebut bukanlah cara untuk mencabik-cabik keyakinan orang lain. Agama adalah keyakinan yang paling dalam dalam diri manusia yang berhubungan langsung dengan Tuhannya.

Kehadiran media sosial justru menjadi sarana yang terbaik untuk mempererat dan meningkatkan kehangatan hubungan dengan orang lain  yang berbeda agama meskipun terletak nun jauh di sana. Era media sosial memang bagai pisau bermata dua, bisa membuat orang lain tersenyum manis dan membuat sakit tergantung bagaimana kita memanfaatkannya. Karena, dalam media sosial ada pepatah yang tidak pernah hilang, “Jemarimu adalah Harimaumu”.   

Kunjungi akun media sosial saya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun