Bahkan, jika produksi gas yang tidak seimbang dengan permintaan gas yang ada maka Indonesia juga akan menjadi net importer gas pada tahun 2024. Dampaknya, Indonesia akan menjadi  net importer energi pada tahun 2026 nanti. Sebuah sinyal merah yang harus disikapi oleh pemerintah sejak dini. Â
Kondisi tersebut yang masih menjadi daya tarik investor migas untuk menanamkan modalnya seperti yang terjadi pada pengembangan Train 3 di Kilang LNG Tangguh, Papua Barat yang mempunyai nilai investasi mencapai 8 miliar dollar AS. Sejak awal tahun hingga bulan Juli 2016 terdapat 21 Plan of Development (POD) dan Plan of Further Development(PoFD) yang telah disetujui.
Bahkan, jika seluruh POD atau POFD dapat direalisasikan sesuai rencana maka akan berdampak pada cadangan migas Indonesia yang bisa bertambah 171 juta Barrel Oil Equivalent (BOE). Di sisi lain, menurut laporan tahun 2015 SKK Migas menunjukkan bahwa laju penurunan produksi minyak dapat ditekan di level 0,4 persen, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang berkisar antara 0,4 persen hingga 4,7 persen.
Salah satu faktor menurunnya pasokan gas dipengaruhi oleh kondisi lapangan hulu migas sejak tahun 1995 yang mengalami penurunan kandungan minyak. Banyak sumur migas yang telah mengalami pengolahan kembali (recovery) hingga tiga kali. Biaya recovery yang sekarang pun lebih mahal dibandingkan dengan yang dulu. Kandungan minyak lebih kecil dari pada kandungan air yang ada di perut bumi. Alhasil, produksi migas pun telah mengalami penurunan. Untuk lebih jelasnya, bisa kita lihat gambar berikut:Â
 (Sumber: SKK Migas)
Cadangan minyak tersebut menurut analisis yang dirujuk SKK Migas hanya akan bertahan hingga 10 tahun ke depan untuk tingkat pemakaian yang tak berubah dari sekarang. Sebagai patokan bahwa konsumsi migas Indonesia rata-rata meningkat sekitar 8 persen setiap tahunnya dengan angka saat ini sekitar 1,6 juta barrel per hari.
Di luar minyak, cadangan gas Indonesia pun tak lebih banyak daripada minyak. Berdasarkan data BP Statistical Review of World Energy pada tahun 2015, saat ini Indonesia memiliki cadangan gas di kisaran 100 Trillion Square Cubic Feet (TSCF) atau setara 1,5 persen cadangan gas dunia. Cadangan gas yang lebih banyak di peroleh daripada cadangan minyak menjadi tren yang terjadi pada kegiatan di hulu migas. Jangan kaget jika usaha di hulu migas membutuhkan lebih padat modal, padat teknologi dan padat resiko.Â