Terjadinya selisih penyusutan yang dikenal sebagai amortisasi komersial adalah contoh koreksi fiskal negatif. Namun, syarat penyusutan tersebut harus di bawah nominal amortisasi fiskal. Penghitungannya sendiri menggunakan sistem saldo naik turun dan tegak lurus.
Ini juga berlaku untuk penyusutan aset bisnis. Namun, aset yang tidak berhubungan dengan bangunan harus dipisahkan terlebih dahulu. Selain itu, untuk menyesuaikan draft pajak, pemetaan ini diperlukan. Aset serupa ini dipilah sesuai bentuknya di sana.
- Metode yang Digunakan untuk Penyusutan Garis Lurus
Penyusutan garis lurus, atau straight line, adalah metode pertama yang dapat Anda gunakan. Ini adalah metode perhitungan penyusutan yang paling umum digunakan. Metode perhitungan penyusutan ini biasanya lebih berkonsentrasi pada menghitung penyusutan sebagai suatu fungsi dari waktu jadi daripada pada penggunaan atau pemanfaatannya. Oleh karena itu, nilai pemulihan diperlukan saat menggunakan metode perhitungan penyusutan ini. Rumus untuk menghitung penyusutan garis lurus adalah sebagai berikut:
Biaya Penyusutan = Harga Perolehan Aset -- Nilai Residu : Umur Ekonomis
- Metode yang Digunakan untuk Penyusutan Menurun Ganda
Metode saldo menurun ganda mengalikan dua kali persentase metode garis lurus dengan nilai buku awal untuk setiap periode. Ini berarti bahwa biaya penyusutan hanyalah selisih antara nilai buku dan sisa selama periode terakhir. Rumusnya :
Mengalikan dua kali persentase metode garis lurus dengan nilai buku awal setiap periode.
Source :Â
Prof. Apollo. Modul Akuntansi Pajak. Rekonsiliasi
https://klikpajak.id/blog/pajak-penghasilan-badan-jenis-tarif-hitung-dan-lapor-pajak/
https://klikpajak.id/blog/pajak-penghasilan-jenis-pph-objek-subjek-tarif-perhitungan/