Mohon tunggu...
Carolina Ratri
Carolina Ratri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis konten

Antusias terhadap topik-topik keuangan, bisnis, marketing, teknologi, dan kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

52% Karyawan Memiliki Financial Intelligence Rendah, Apa yang Harus Dilakukan?

4 Februari 2023   03:22 Diperbarui: 4 Februari 2023   03:30 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: QM Financial

Badai PHK karyawan ini, kapankah akan berlalu? Well, we never know. Sampai dengan Februari 2023, saat artikel ini ditulis, masih saja ada kabar perusahaan yang akan melakukan PHK. Satu-satunya yang bisa kita siapkan sekarang adalah bersiap.

Masalahnya, 52% karyawan ternyata belum punya financial intelligence yang memadai. Fakta ini diungkap dalam salah satu artikel di situs resmi QM Financial. Di samping itu, 51% karyawan perusahaan merasa bahwa gajinya tidak mencukupi, dan 42% HR perusahaan ingin agar karyawannya dapat hidup yang sesuai dengan penghasilannya.

Lah, kalau financial intelligence masih kurang, terus ada ancaman badai PHK, belum lagi banyaknya kebutuhan saat ini ... wah, ya memang berat betul jadi karyawan itu ya? Dengan catatan, kita tidak sedang ngomongin karyawan yang gaji 2 digit sih ini.

Lha, terus, gimana kalau ternyata penghasilan jadi hilang?

Di sinilah sih sebenarnya perlu perhatian dari pihak perusahaan untuk bisa meningkatkan financial intelligence karyawannya.

Tapi, apa itu financial intelligence?

Pengertian Financial Intelligence

Financial intelligence, seperti bisa kita lihat, terdiri atas 2 kata, yaitu financial dan intelligence. Financial, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai finansial atau keuangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya adalah seluk-beluk uang; urusan uang. Sementara intelligence dalam bahasa Indonesia artinya adalah kecerdasan.

So, financial intelligence adalah kecerdasan finansial, yaitu kemampuan untuk memahami dan menganalisis informasi keuangan untuk membuat keputusan yang bijaksana.

Kecerdasan ini meliputi pemahaman tentang berbagai produk keuangan dan bagaimana memanfaatkannya dengan benar untuk tujuan yang sudah ditentukan, membuat perencanaan keuangan, sampai melakukan analisis finansial.

Financial intelligence yang baik akan membuat seseorang mampu mengambil keputusan keuangan yang cerdas dan memahami risiko yang terkait.

Apa yang Bisa Terjadi Jika Financial Intelligence Karyawan Baik?

Saya pribadi sering banget menemukan berbagai keluhan di media sosial tentang beratnya menjadi karyawan. Kayak gaji satu koma empat---gajian tanggal satu, koma di tanggal empat. Lalu, ada juga yang mengeluh, gaji kayak cuma numpang lewat, nggak punya tabungan pada gajinya juga sudah 2 digit. Terutama nih, para sandwich generation. Padahal ya, menjadi sandwich generation itu sebenarnya enggak masalah. Bukankah akan selalu baik bagi kamu untuk bisa membantu keluarga? Namun, ya harus punya financial intelligence yang baik.

Selain hal-hal di atas, saya juga sering menemukan bahwa mereka yang terjerat pinjol juga merupakan karyawan. Pernah kejadian di kantor sendiri, salah seorang rekan kerja pada akhirnya ketahuan terlibat pinjol karena sekantor diintimidasi oleh debt collector satu per satu! Divisi HR sampai harus jadi bemper berkali-kali karena yang bersangkutan mau kabur lantaran tak bisa melunasi pinjamannya.

Belum lagi soal investasi bodong. Nah! Yang satu ini sebetulnya sangat bisa dihindari dengan memiliki financial intelligence yang baik.

So, memang memiliki financial intelligence yang baik memiliki beberapa dampak positif, antara lain:

  • Kita akan memiliki keuangan yang cenderung lebih stabil. Dengan memahami bagaimana mengelola uang dan membuat keputusan keuangan yang bijak, seseorang dapat mencapai stabilitas keuangan dalam jangka panjang.
  • Kebebasan finansial. Memiliki financial intelligence yang baik membantu seseorang untuk membuat keputusan keuangan yang bijak dan memperoleh kebebasan finansial.
  • Perlindungan dari risiko keuangan. Dengan memahami risiko keuangan dan membuat keputusan yang bijak, seseorang dapat melindungi diri dari risiko keuangan dan meminimalkan kerugian.
  • Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masa depan. Dengan memahami bagaimana mengelola uang dan membuat keputusan keuangan yang bijak, seseorang dapat memenuhi kebutuhan finansial di masa depan. Termasuk juga bijak jika berutang, karena menjadi paham betul bagaimana utang yang sehat---utang yang tak merugikan diri sendiri, dan justru bisa mendongkrak aset yang dimiliki.
  • Kepercayaan diri dalam keuangan. Memiliki financial intelligence yang baik membuat seseorang lebih percaya diri dalam hal keuangan dan lebih mampu membuat keputusan keuangan yang bijak.

Lalu, dengan semua dampak baiknya tersebut, bagaimana cara meningkatkan financial intelligence karyawan?

Dampak Financial Intelligence Karyawan yang Buruk bagi Perusahaan

Memang, soal keuangan ini seharusnya menjadi ranah pribadi si karyawan itu sendiri. Banyak perusahaan menganggap, bahwa keuangan seharusnya menjadi urusan masing-masing karyawan.

Salah! Kondisi keuangan pribadi karyawan bisa berpengaruh pada kinerjanya di kantor. Sebuah studi yang dilakukan oleh Virginia Tech Study menunjukkan bahwa salah satu alasan meningkatnya ketidakhadiran dan produktivitas yang lebih rendah di kalangan pekerja di Amerika Serikat adalah karena mereka berada dalam kesulitan keuangan.

Hal ini pada akhirnya dapat merugikan perusahaan hingga $450 per hari. Statistik lainnya juga menyebutkan bahwa satu dari lima karyawan mengalami stres akibat masalah pengelolaan keuangan pribadi. Oleh karena itu, rata-rata 80% karyawan yang stres bekerja di kantor tanpa konsentrasi.

Ya, mereka secara fisik berada di kantor tapi pikirannya ke mana-mana, apalagi dengan masalah keuangannya.

Jadi, secara tidak langsung, perusahaan seharusnya ikut turun tangan dalam hal ini. Dengan begini, nantinya perusahaan akan mendapatkan keuntungannya juga, seperti produktivitas naik, loyalitas karyawan meningkat, hingga ke depannya, perusahaan juga akan terhindar dari masalah cash flow lantaran bisa memberikan program dana pensiun yang baik untuk karyawan yang sudah purnabakti.

Peran Perusahaan untuk Meningkatkan Financial Intelligence Karyawan

Lalu, apa saja yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk membantu karyawannya agar memiliki financial intelligence yang baik?

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan:

1. Memberikan tunjangan kesehatan

Tunjangan kesehatan di tempat kerja bagi karyawan dapat beragam. Yang pertama adalah manfaat kesehatan fisik. Mengapa itu penting? Karena kita tidak bisa menutup mata, kesehatan fisik juga berdampak signifikan pada profitabilitas pekerja. Oleh karena itu, mengikutkan karyawan dalam asuransi kesehatan adalah sangat penting.

Enggak cuma kesehatan fisik, tetapi juga mental. Ya, kesehatan mental dapat berdampak signifikan pada produktivitas karyawan.

Terakhir adalah untuk mendukung kesehatan finansial karyawan. Mulai dari memastikan karyawan dapat memenuhi kebutuhan hidup saat ini dan masa depan, bijak berutang, punya dana darurat, hingga punya rencana pensiun.

Dengan kata lain, karyawan harus dipastikan sehat fisik, mental, dan finansial.

2. Pemberian fasilitas training financial

Untuk mulai membantu untuk meningkatkan kesehatan keuangan karyawan, perusahaan dapat menawarkan pelatihan keuangan atau financial training secara berkelanjutan.

Hal yang akan sangat baik jika financial training ini dilakukan dalam 3 jenjang karier karyawan, yaitu pada jenjang recruit, fase retain, dan fase exit. Maksudnya apa itu fase recruit, retain, dan exit? Penjelasan lengkapnya bisa langsung ke TKP yang sudah ditautkan ya. Terlalu panjang soalnya kalau dijelaskan di sini.

Mengapa harus dalam 3 jenjang dan berkelanjutan? Training finansial yang diberikan hanya satu kali tidaklah cukup. Keamanan finansial juga datang ketika karyawan dilatih di setiap level atau tahapan karier mereka. Ini penting karena pada setiap tahap, karyawan umumnya memiliki masalah keuangan berbeda, yang sesuai dengan perkembangan kehidupan mereka. Mereka yang berada di fase recruit---usia 20-an---akan memiliki masalah yang berbeda dari mereka yang sudah berada di level manajemen menengah---usia 30-an, dan akan berbeda lagi dengan mereka yang sudah menjelang pensiun.

Jadi, financial training haruslah dilakukan secara berkesinambungan. Karyawan dan perusahaan harus bekerja sama demi menciptakan budaya keuangan yang baik di kantor dan sehari-hari - yang pada akhirnya berdampak positif pada kembali ke kantor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun