Saya pribadi sering banget menemukan berbagai keluhan di media sosial tentang beratnya menjadi karyawan. Kayak gaji satu koma empat---gajian tanggal satu, koma di tanggal empat. Lalu, ada juga yang mengeluh, gaji kayak cuma numpang lewat, nggak punya tabungan pada gajinya juga sudah 2 digit. Terutama nih, para sandwich generation. Padahal ya, menjadi sandwich generation itu sebenarnya enggak masalah. Bukankah akan selalu baik bagi kamu untuk bisa membantu keluarga? Namun, ya harus punya financial intelligence yang baik.
Selain hal-hal di atas, saya juga sering menemukan bahwa mereka yang terjerat pinjol juga merupakan karyawan. Pernah kejadian di kantor sendiri, salah seorang rekan kerja pada akhirnya ketahuan terlibat pinjol karena sekantor diintimidasi oleh debt collector satu per satu! Divisi HR sampai harus jadi bemper berkali-kali karena yang bersangkutan mau kabur lantaran tak bisa melunasi pinjamannya.
Belum lagi soal investasi bodong. Nah! Yang satu ini sebetulnya sangat bisa dihindari dengan memiliki financial intelligence yang baik.
So, memang memiliki financial intelligence yang baik memiliki beberapa dampak positif, antara lain:
- Kita akan memiliki keuangan yang cenderung lebih stabil. Dengan memahami bagaimana mengelola uang dan membuat keputusan keuangan yang bijak, seseorang dapat mencapai stabilitas keuangan dalam jangka panjang.
- Kebebasan finansial. Memiliki financial intelligence yang baik membantu seseorang untuk membuat keputusan keuangan yang bijak dan memperoleh kebebasan finansial.
- Perlindungan dari risiko keuangan. Dengan memahami risiko keuangan dan membuat keputusan yang bijak, seseorang dapat melindungi diri dari risiko keuangan dan meminimalkan kerugian.
- Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masa depan. Dengan memahami bagaimana mengelola uang dan membuat keputusan keuangan yang bijak, seseorang dapat memenuhi kebutuhan finansial di masa depan. Termasuk juga bijak jika berutang, karena menjadi paham betul bagaimana utang yang sehat---utang yang tak merugikan diri sendiri, dan justru bisa mendongkrak aset yang dimiliki.
- Kepercayaan diri dalam keuangan. Memiliki financial intelligence yang baik membuat seseorang lebih percaya diri dalam hal keuangan dan lebih mampu membuat keputusan keuangan yang bijak.
Lalu, dengan semua dampak baiknya tersebut, bagaimana cara meningkatkan financial intelligence karyawan?
Dampak Financial Intelligence Karyawan yang Buruk bagi Perusahaan
Memang, soal keuangan ini seharusnya menjadi ranah pribadi si karyawan itu sendiri. Banyak perusahaan menganggap, bahwa keuangan seharusnya menjadi urusan masing-masing karyawan.
Salah! Kondisi keuangan pribadi karyawan bisa berpengaruh pada kinerjanya di kantor. Sebuah studi yang dilakukan oleh Virginia Tech Study menunjukkan bahwa salah satu alasan meningkatnya ketidakhadiran dan produktivitas yang lebih rendah di kalangan pekerja di Amerika Serikat adalah karena mereka berada dalam kesulitan keuangan.
Hal ini pada akhirnya dapat merugikan perusahaan hingga $450 per hari. Statistik lainnya juga menyebutkan bahwa satu dari lima karyawan mengalami stres akibat masalah pengelolaan keuangan pribadi. Oleh karena itu, rata-rata 80% karyawan yang stres bekerja di kantor tanpa konsentrasi.
Ya, mereka secara fisik berada di kantor tapi pikirannya ke mana-mana, apalagi dengan masalah keuangannya.
Jadi, secara tidak langsung, perusahaan seharusnya ikut turun tangan dalam hal ini. Dengan begini, nantinya perusahaan akan mendapatkan keuntungannya juga, seperti produktivitas naik, loyalitas karyawan meningkat, hingga ke depannya, perusahaan juga akan terhindar dari masalah cash flow lantaran bisa memberikan program dana pensiun yang baik untuk karyawan yang sudah purnabakti.
Peran Perusahaan untuk Meningkatkan Financial Intelligence Karyawan
Lalu, apa saja yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk membantu karyawannya agar memiliki financial intelligence yang baik?