***
Aku berada di masa lalu. Masih dibulan Mei diwaktu lalu ,dengan udara sedikit panas karena memang musim hujan sudah lewat. Aku berdiri di jalan setapak ini,jalan yang menghubungkan antara rumahmu,rumahku dan sekolah kita,saat kutahu kalau kamu selalu berdiri memandangku walau tak pernah berani menghampiri. Tak lama seorang gadis muncul dengan rok selutut ,rambut dikepang dua dan tas selempang yang menyandar di bahunya, pasti dia melihatmu walau tak pernah menyapa, hanya melempar senyum yang membuatmu ternganga . Aku tertawa melihat pemandangan ini.
"Kalian tak pernah menyangka, suatu saat akan menyesali kebodohan ini."batinku dalam hati.
Kuhampiri gadis itu yang terheran-heran karena merasa tak pernah mengenalku tapi seperti melihat wajahnya sendiri di masa nanti.
"Surat dari dia."kataku sambil menyerahkan sepucuk surat yang kutulis atas namamu.
"Maukah kamu bersahabat denganku?Memberi kesempatan kepadaku untuk lebih mengenalmu?Kalau kamu bersedia tunggu aku siang ini di gerbang sekolah."Aku melihat gadis itu tersenyum setelah membacanya,melipat surat itu dan memasukkannya dalam tas sekolah.
"Terimakasih,Kak."katanya sambil berlalu dan gadis itu adalah...aku.
  Kutemui kamu sesaat setelah pertemuanku tadi,memberikan sepucuk surat dengan isi yang sama yang kamu baca dengan pipi yang lama kelamaan memerah dan tingkah yang lucu karena berkali-kali mencium tanganku dan mengucapkan terimakasih. Cerita selanjutnya pasti mudah ditebak,karena setelah itu kamu dan aku terus bersama, melewati setiap hari di sekolah dalam kebersamaan tidak hanya waktu berangkat ke sekolah,waktu istirahat,pulang sekolah bahkan membuat PR bersama. Masa remaja yang kita lewati bersama sekalipun diwarnai dengan riak-riak pertengkaran tapi perasaan cinta itu pasti semakin dalam yang membuat kamu dan aku selalu memenuhi janji untuk menjaga kesetiaan dan merenda masa depan dengan beragam impian.
Aku pindah ke lima tahun berikutnya....melihatmu menggenggam tanganku dalam balutan gaun putih panjang,menyematkan cincin ke jari manis ku,mencium bibirku setelah mengucapkan janji bersama, perjuanganku ternyata tak sia-sia...membuataku yakin untuk  kembali  ketahun semula, dimana aku ada bukan lagi bersamamu yang sudah menikah dengan wanita lain ,tapi menungguku di jalan setapak itu,membawa seikat mawar putih yang selalu kau beri disetiap ulang tahun perkawinan kita, menantiku di bawah selimut yang akan membawa kita dalam indahnya cinta yang menggelora.
Tak ada wajah yang memandangku dari balik kacamatamu,tak ada setangkai mawarputih yang akan kau berikan untukku...aku benar-benar tak menemukanmu...