Mohon tunggu...
Lila Carmelia
Lila Carmelia Mohon Tunggu... -

berawal senang membaca dan kemudian mencoba untuk menuangkan beragam imajinasi dalam sebuah cerita....semoga slalu menghibur para penikmat cerita pendek

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suatu Hari di Bulan Mei

10 Februari 2018   14:29 Diperbarui: 10 Februari 2018   14:38 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Aku berada di masa lalu. Masih dibulan Mei diwaktu lalu ,dengan udara sedikit panas karena memang musim hujan sudah lewat. Aku berdiri di jalan setapak ini,jalan yang menghubungkan antara rumahmu,rumahku dan sekolah kita,saat kutahu kalau kamu selalu berdiri memandangku walau tak pernah berani menghampiri. Tak lama seorang gadis muncul dengan rok selutut ,rambut dikepang dua dan tas selempang yang menyandar di bahunya, pasti dia melihatmu walau tak pernah menyapa, hanya melempar senyum yang membuatmu ternganga . Aku tertawa melihat pemandangan ini.

"Kalian tak pernah menyangka, suatu saat akan menyesali kebodohan ini."batinku dalam hati.

Kuhampiri gadis itu yang terheran-heran karena merasa tak pernah mengenalku tapi seperti melihat wajahnya sendiri di masa nanti.

"Surat dari dia."kataku sambil menyerahkan sepucuk surat yang kutulis atas namamu.

"Maukah kamu bersahabat denganku?Memberi kesempatan kepadaku untuk lebih mengenalmu?Kalau kamu bersedia tunggu aku siang ini di gerbang sekolah."Aku melihat gadis itu tersenyum setelah membacanya,melipat surat itu dan memasukkannya dalam tas sekolah.

"Terimakasih,Kak."katanya sambil berlalu dan gadis itu adalah...aku.

    Kutemui kamu sesaat setelah pertemuanku tadi,memberikan sepucuk surat dengan isi yang sama yang kamu baca dengan pipi yang lama kelamaan memerah dan tingkah yang lucu karena berkali-kali mencium tanganku dan mengucapkan terimakasih. Cerita selanjutnya pasti mudah ditebak,karena setelah itu kamu dan aku terus bersama, melewati setiap hari di sekolah dalam kebersamaan tidak hanya waktu berangkat ke sekolah,waktu istirahat,pulang sekolah bahkan membuat PR bersama. Masa remaja yang kita lewati bersama sekalipun diwarnai dengan riak-riak pertengkaran tapi perasaan cinta itu pasti semakin dalam yang membuat kamu dan aku selalu memenuhi janji untuk menjaga kesetiaan dan merenda masa depan dengan beragam impian.

Aku pindah ke lima tahun berikutnya....melihatmu menggenggam tanganku dalam balutan gaun putih panjang,menyematkan cincin ke jari manis ku,mencium bibirku setelah mengucapkan janji bersama, perjuanganku ternyata tak sia-sia...membuataku yakin untuk  kembali  ketahun semula, dimana aku ada bukan lagi bersamamu yang sudah menikah dengan wanita lain ,tapi menungguku di jalan setapak itu,membawa seikat mawar putih yang selalu kau beri disetiap ulang tahun perkawinan kita, menantiku di bawah selimut yang akan membawa kita dalam indahnya cinta yang menggelora.

foto-kompasiana-mama-5a7ea1acf13344716943eb92.jpg
foto-kompasiana-mama-5a7ea1acf13344716943eb92.jpg
Aku bersiap untuk pulang dengan memakai pakaian yang sama saat aku datang.Melewati pusaran waktu yang membuatku mual dan ketakutan tapi ternyata tidak...aku hanya merasa melayang di udara dengan gaun putih yang sama saat aku bersanding denganmu, tapi aku tersesat disebuah tempat yang belum pernah kudatangi sebelumnya,tempat yang tenang yang hanya terdengar nyanyian indah dan musik yang mengalun dengan merdu membuat hatiku terasa damai. Tak ada lagi kekosongan jiwa,tak ada lagi kesendirian yang membuatku terasa hampa...hanya...aku tak menemukan dirimu.

Tak ada wajah yang memandangku dari balik kacamatamu,tak ada setangkai mawarputih yang akan kau berikan untukku...aku benar-benar tak menemukanmu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun