"Aku akan mengakui semua kepada Imelda sejujur-jujurnya, agar Sera bisa hidup dalam satu keluarga yang utuh."Iskandar berkata tanpa beban. Seakan Malida bukanlah seseorang yang memiliki hati hingga Ia sanggup mengungkapkan hal yang sangat menyakitkan.Mengambil apa yang menjadi alasan Malida untuk hidup...Seraphine putrinya.
Kereta sebentar lagi berangkat. Malida sudah menunggunya dengan tidak sabar. Tak ingin kepergiannya diketahui siapapun, apalagi Iskandar. Malida harus pergi ke kota lain. Tinggal di sana dan memulai hidup baru bersama Seraphine. Sangat sulit untukmeninggalkan kota ini. Melupakan rasa cintanya pada Iskandar dan menguburnya dalam-dalam. Malida tak ingin Iskandar mengambil Sera dari hidupnya. Malida mengajak Ibu untuk tinggal bersamanya, tak ingin meninggalkan Ibu sendirian.Hidup bertiga di kota yang baru rasanya lebih baik daripada hanya berdua dengan Sera dan untungnya Ibu setuju. Ibu tak boleh memberitahukan siapapun kepergiannya sampai mereka menetap di kota yang baru. Itupun tanpa menyebutkan di kota mana mereka tinggal. Hanya kabar bahwa Ibu dalam keadaan baik-baik saja.
Kereta mulai bergerak meninggalkan stasiun. Malida memalingkan wajahnya  memandang keluar jendela dan menghabiskan airmata yang tak bisa ditahannya. Air mata terakhir untuk Iskandar sebagai perempuan yang disimpannya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H