Mohon tunggu...
Lila Carmelia
Lila Carmelia Mohon Tunggu... -

berawal senang membaca dan kemudian mencoba untuk menuangkan beragam imajinasi dalam sebuah cerita....semoga slalu menghibur para penikmat cerita pendek

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan yang Disimpannya

3 Februari 2018   15:35 Diperbarui: 3 Februari 2018   16:33 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.tenstickers-ireland.com

"Aduh gemuknya..."

Itu komentar teman,kerabat, atau siapapun yang menjenguk Sera. Hadiah untuk Sera banyak, sebanyak cinta yang diberikan oleh banyak orang untuknya. Semoga hidup Sera lebih baik dariku, jalan hidupnya pun lebih indah, batin Malida setiap memandang Sera.Malida membesarkannya sendiri tanpa laki-laki itu di sisinya. Berjuang membesarkan Seraphine tak membuatnya patah arang. Malah kehadiran Seraphine membuatnya semakin bersemangat untuk bekerja. Hanya Malida tak bisa selalu menungguinya. Melihat perkembangannya dari hari kehari. Saat nanti Sera belajar makan, berjalan, bicara, Malida tak bisa menyaksikannya langsung. Ibu yang merawat Seraphine. Ibu memiliki kasih sayang lebih untuk Sera yang bisa dirasakan Malida. Buat Ibu, mencintai Sera lebih besar dari rasa cintanya kepada cucu yang lainnya. Memang tak bisa dipungkiri, karena Sera tak bisa memiliki cinta ayahnya. Ibu hanya ingin menggantikan, agar Sera tak merasa kekurangan kasih sayang.

"Tidur saja Bu, biar Malida yang menunggui Sera."kata Malida saat dilihatnya Ibu terkantuk-kantuk disamping tempat tidur Sera.

"Tidak usah, tidak apa-apa. Kamu istirahat saja.Besok harus ke kantor lagi." Sahut Ibu takmenggubris perkataan Malida.

Malida berharap Ibu selalu sehat. Tak bisa membalas jasa ibu dengan apapun selain berharap Ibu selalu sehat. Mencintai dan memperhatikan Ibu adalah bentuk kecintaan Malida sebagai ungkapan rasa terima kasihnya. Tak mungkin bisa bertahan tanpa kasih sayang Ibu kepadanya juga kepada Sera.

"Sudah mengabarkan kelahiran Sera kepada Iskandar?"tanya Ibu saat membantunya memandikan Sera.Sejak Seraphine lahir, baru kali ini Ibu menanyakan Iskandar. Ibu pasti takingin mengganggu Malida dengan pertanyaan tentang Iskandar tapi Malida tahu kehadiran Seraphine tanpa Iskandar adalah aib yang harus ditanggung Ibu juga.Malida menyadari pasti banyak orang yang memperbincangkan hal itu. Kasak kusuk dibelakangnya tentang siapa laki-laki yang menjadi ayah Seraphine tak bisa dipungkirinya.

"Belum."Jawab Malida kepada Ibu.

"Tapi aku sudah mengirimkan foto Sera." Jawabnya lagi.

Malida tak berharap apa-apa dari Iskandar. Saat mengabari Iskandar tentang kehamilannya, Malida sudah merasa bahwa Iskandar tak ingin memikul tanggungjawab lebih selain menafkahi Seraphine. Malida harus tahu diri, kalau mencintai Iskandar artinya mencintainya hanya di dalam hati. Tak bisa mengumumkan kepada banyak orangsiapa laki-laki yang akan menikahinya atau memperkenalkan Iskandar kepada banyak orang, bahwa dialah laki-laki yang sanggup memenangkan hatinya. Ia hanyalah perempuan yang disimpannya....

****

"Malida, aku ingin melihat anakku."Suara Iskandar yang berbisik di seberang sana. Malida menyalakan lampu di kamarnya. Masih jam 2 dini hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun