Mohon tunggu...
Carita Kang Maman
Carita Kang Maman Mohon Tunggu... Guru - Semangat itu hebat!

Carita Kang Maman adalah kumpulan pernyataan, kegiatan, pemikiran dan sisi lain KH. Maman Imanulhaq Carita Kang Maman akan menggali nilai keagamaan dan kebangsaan sbg sumber spiritual yang mampu mendorong tegaknya cinta kasih, persaudaraan, prinsip keadilan sosial, kemashlahatan dan kerahmatan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersama Abah Tercinta KH Dimyati Rais

12 November 2019   19:53 Diperbarui: 12 November 2019   20:13 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abah Dim kembali lama terdiam . Saya sempat mau memohon kembali soal amalan agar istiqomah, tapi tiba-tiba Beliau meneruskan cerita alas robban, "

Nah, Kang Maman. Kiai-kiai yang kumpul di Alas Roban itu iatiqomah membaca 'assabiyyat, tujuh ayat utama ', saat menunggu Kiai Cholil dan Kiai Nawawi Mereka terus membaca ayat-ayat itu. Padahal Belanda mengepung hutan tersebut. Saat itu yang dibaca Al-Ikhlas. Jadi yang terdengar Belanda adalah Huu...huuu...huuu".

Pukul 20. 30 Kami pamit karena harus mengisi pengajian di Pondok Tahfidul Quran yang dipimpin Kiai Ali Shodiqun al Hafidz, yang disebut Gus Alam sebagai Kiai Ali Suwuk.

Alhamdulillah, Saya kembali bertemu dengan Abah Dim, Nyai dan Para Puteranya. Hadir juga Keluarga Kiai Adib Hasan Noor. Inilah kekhsaan lain Kiai Pesantren. Saling berkunjung dan menguatkan pesantren-pesantren baru yg dirintis Kiai-kiai Muda.

Usai doa, di hadapan Kiai-Kiai muda, Abah kembali mengingat bahwa, " hari ini pesantren lebih banyak dari masa lalu. Tapi Ulama yang Alim dan Alamah sangat sedikit".

Pukul 12. 45 Abah Cerita Kiai Abul Fadhol bin Abdul Syakur, berasal dari Senori Tuban (Jawa Timur).  

" Kiai Fadhol itu alamah. Tapi sangat tawadhu', sederhana dalam penampilan, dan rendah hati. Saat takziah di pemakaman Kiai Zubaer, tidak satupun yang mengenal Kiai Fadhol yang berpakain sederhana dan kopiah yang sudah agak menguning. Baru setelah Kiai Maemun cium tangan dan menyambut hangat, orang-orang baru tau ini toch Ulama Besar dari Senori itu".

Subhanallah.

Terima Kasih Abah Dim. Kami santri Abah mendapat Kisah-kisah penuh berkah dari Abah. Semoga tetap sehat dan sabar membimbing kami agar istiqomah memperjuangkan Islam Ahlussunah Wal Jamaah ala NU.

Al-Fatihah.

#CaritaKangMaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun