Mohon tunggu...
Carita Kang Maman
Carita Kang Maman Mohon Tunggu... Guru - Semangat itu hebat!

Carita Kang Maman adalah kumpulan pernyataan, kegiatan, pemikiran dan sisi lain KH. Maman Imanulhaq Carita Kang Maman akan menggali nilai keagamaan dan kebangsaan sbg sumber spiritual yang mampu mendorong tegaknya cinta kasih, persaudaraan, prinsip keadilan sosial, kemashlahatan dan kerahmatan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ummi Kultsum

13 Agustus 2019   13:52 Diperbarui: 13 Agustus 2019   13:58 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ummi Kultsum Ketiga tidak memiliki hubungan geneologi dengan Nabi Muhammad SAW. Ia hanya perempuan biasa dari pasangan Bapak Bisri dan Emak Ratminah di kampung kecil, Jeruk Leueut Sindangwangi Majalengka Jawa Barat.

Perjalanan hidupnya pun tidak memiliki hal penting yang perlu dicatat sejarah.

Sebagaimana orang biasa yang berusaha bertahan hidup dengan kerja keras, Ia memiliki prinsip seperti yang ditulis Pramoedya Ananta Toer, "Selama orang masih suka bekerja, dia masih suka hidup dan selama orang tidak suka bekerja sebenarnya ia sedang berjabatan tangan dengan maut".

Kisah pernikahan Ceu Ucum, demikian orang-orang terdekat menyapanya, berjalan wajar dan datar.

Sang suami hanya seorang laki-laki sederhana yang memiliki keahlian menyembelih hewan dan mengolah kulit domba.

Keduanya disatukan oleh karakter yang sama: kesetiaan dalam cinta, kesederhanaan dan kerja keras untuk menaikan taraf kehidupan.

Sampai tahun 70 an, keluarga sederhana ini masih bekerja pada kerabatnya yang kerap mengekspoitasi tenaga bahkan harga dirinya. Perlakuan yang membuat keduanya sering menangis di Tengah malam, munajat pada Allah SWT Sang Pemilik kehidupan.

Kemauan keras untuk mengubah kehidupah mendorong keduanya berikhtiar keras dengan silaturahmi ke para Kyai, istiqomah tahajud dan dhuha serta mencoba membuka usaha sendiri.

Sebuah warung kecil dengan dua bangku panjang yang terbuat dari bambu berdiri di bawah pohon beringin di daerah Langensari Ciborelang.

Warung yang dibangun dengan cinta, usaha dan doa Ceu Ucum dan Mang Kosim, sang suami, terus berkembang dengan penuh berkah.

Menu utamanya sangat terkenal dan mengundang banyak orang datang menikmatinya. Bahkan para petinggi negeri ini tidak ketinggalan datang membuktikan kenikmatan Sop Kikil langensari yang hangat, sehat dan nikmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun