Mohon tunggu...
Yeni Kurniatin
Yeni Kurniatin Mohon Tunggu... Administrasi - if love is chemistry so i must be a science freaks

Ordinary creature made from flesh and blood with demon and angel inside. Contact: bioeti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Balada Angkoters di Bandung

3 November 2014   22:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:46 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Merokok, jika penumpang bisa tertib, mereka belum.

3. Ugal-ugalan, ini sangat menakutkan.

4. Dibawah pengaruh 'sesuatu'. Beberapa kali tindakan ugal-ugalan karena pengemudi dibawah pengaruh sesuatu. Karena terburu-buru saya pernah naik angkot tanpa memperhatikan pengemudinya, ternyata dia bawah 'sesuatu', penumpang sudah panik. Ketika dia berhenti mendadak dibelakang mobil yang sedang parkir lalu dia teriak (Wooooiiii... maju wooooii, macet) kami semua langsung turun.

5. Kalau penumpang menyempil-nyempil sampah, kalau pengemudi langsung membuangnya ke jalan. Bagi mereka Jalan adalah Tempat sampah yang tak berbatas.

6. Membawa angkot lebih pelan dari bus pariwisata, lalu berhenti ngetem di depan gang. Ini lah Gang Ijan, atau Inilah gang disisi jalan Inhoftank. Lalu bercengkrama dengan pedagang gorengan. Hanya satu kata "Haddddeeeuuuuh!!!"

7. Paling Heboh kalau BBM naik, serasa yang paling kena dampak. Padahal ya, bapak-bapak sopir beserta pengurus organda. BBM naik, gaji kita belum tentu naik lhoo.... jadi jangan langsung sewot gitu.

Urusan pengemudi saya sempat kepikiran dan ingin mengusulkan pakai outsourching saja yang sudah terdidik, terlatih dsb. Tapi mesti dipikirkan lagi juga ya...

Kedepannya, tentunya ingin ada perbaikan dalam urusan transportasi ini. Banyak faktor tentunya (selain karena saya angkoters sejati). Tentang isu  soal cadangan bahan bakar dari fosil juga semakin menipis, untuk mengurangi emisi karbon. Banyak lah kalau mau dicari-cari alasan.

Sekian dulu laporan dari Bandung dan angkotnya. Nanti dilanjut kembali...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun