2. Merokok, jika penumpang bisa tertib, mereka belum.
3. Ugal-ugalan, ini sangat menakutkan.
4. Dibawah pengaruh 'sesuatu'. Beberapa kali tindakan ugal-ugalan karena pengemudi dibawah pengaruh sesuatu. Karena terburu-buru saya pernah naik angkot tanpa memperhatikan pengemudinya, ternyata dia bawah 'sesuatu', penumpang sudah panik. Ketika dia berhenti mendadak dibelakang mobil yang sedang parkir lalu dia teriak (Wooooiiii... maju wooooii, macet) kami semua langsung turun.
5. Kalau penumpang menyempil-nyempil sampah, kalau pengemudi langsung membuangnya ke jalan. Bagi mereka Jalan adalah Tempat sampah yang tak berbatas.
6. Membawa angkot lebih pelan dari bus pariwisata, lalu berhenti ngetem di depan gang. Ini lah Gang Ijan, atau Inilah gang disisi jalan Inhoftank. Lalu bercengkrama dengan pedagang gorengan. Hanya satu kata "Haddddeeeuuuuh!!!"
7. Paling Heboh kalau BBM naik, serasa yang paling kena dampak. Padahal ya, bapak-bapak sopir beserta pengurus organda. BBM naik, gaji kita belum tentu naik lhoo.... jadi jangan langsung sewot gitu.
Urusan pengemudi saya sempat kepikiran dan ingin mengusulkan pakai outsourching saja yang sudah terdidik, terlatih dsb. Tapi mesti dipikirkan lagi juga ya...
Kedepannya, tentunya ingin ada perbaikan dalam urusan transportasi ini. Banyak faktor tentunya (selain karena saya angkoters sejati). Tentang isu  soal cadangan bahan bakar dari fosil juga semakin menipis, untuk mengurangi emisi karbon. Banyak lah kalau mau dicari-cari alasan.
Sekian dulu laporan dari Bandung dan angkotnya. Nanti dilanjut kembali...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H