Mohon tunggu...
Carissa Diva25
Carissa Diva25 Mohon Tunggu... Mahasiswa

Literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problematika Dan Kinerja Guru Dalam Pendidikan Dengan Teori Need For Achievement

2 Juli 2023   19:04 Diperbarui: 2 Juli 2023   19:05 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

a. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia adalah suatu proses serta memiliki tujuan yang kompleks. Dibalik tujuan nya yang kompleks itu, pendidikan terdapat berbagai problematika, salah satu problematika pendidikan di Indonesia adalah rendahnya prestasi belajar siswa dan kurangnya kreatifitas kinerja pendidik dalam menerapkan pembelajaran yang efektif. Menurut data survey PISA (Programme For International Students Assessment), prestasi belajar siswa di Indonesia dinilai sangat rendah, dalam data survey PISA memperlihatkan rata-rata skor pencapaian siswa-siswi di Indonesia untuk literasi, sains, dan matematika berada di peringkat 62, 61, 63, dan 69. 

Rendahnya prestasi belajar tersebut sangat dipengaruhi karena rendahnya motivasi dalam belajar serta kurangnya kinerja pendidik di Indonesia. Rendahnya prestasi belajar siswa di Indonesia disebabkan karena lemahnya motivasi dalam belajar (Gunadi dan Gunawan, 2018). Siswa yang memiliki potensi belajar yang tinggi akan mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mengembangkan berbagai potensinya. Disisi lain, siswa yang kehilangan motivasi, maka ia tidak menemukan alasan untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki nya sehingga berakibat pada rendahnya prestasi belajar.

Kinerja pendidik dalam pendidikan di Indonesia terjebak pada aspek kurikulum yang telah dijalankan, karena padatnya materi dan sempitnya waktu membuat kinerja pendidik lupa untuk menghadirkan pembelajaran bermakna dan asik. Fenomena tersebut merupakan suatu problematika pendidikan di Indonesia, fenomena tersebut juga dapat dilihat sebagai dampak dari rendahnya motivasi belajar siswa dan kinerja pendidik yang buruk.

Dapat digaris bawahi bahwa motivasi menjadi kunci utama dalam peran yang begitu signifikan dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian artikel ini disajikan dengan dua teori motivasi dari Abraham Maslow dan teori motivasi dari David McClelland. Kedua teori tersbeut saling berhubungan dan dapat dikaitkan dengan proses pembelajaran serta menjadi pijakan mengurai problematika pendidikan di Indonesia. 

Jika dilihat dari teori Abraham Maslow, setiap individu memiliki tingkatan kebutuhan dari yang paling dasar sampai paling tinggi, yang dimana kebutuhan dari dasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang paling atas atau yang paling tinggi. Hal ini dapat diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia untuk meningkatkan motivasi siswa harus memperhatikan terlebih dahulu pemenuhan kebutuhaan dasar siswa nya tersebut.

Kemudian dapat dikaji dengan teori McClelland bahwa teori tersebut dapat diaplikasikan dengan meningkatkan kebutuhan berprestasi, siswa akan lebih terdorong untuk mengatasi hambatan dan tantangan untuk mencapai tujuan belajarnya tersebut. 

b. Permasalahan
Dalam artikel ini, permasalahan yang akan dibahas adalah tentang teori motivasi McClelland yang melengkapi teori motivasi Abraham Maslow. Pentingnya motivasi sebagai kunci sukes meraih tujuan, teori hierarki kebutuhan maslow dan prestasi belajar, teori motivasi beprestasi McClelland, hubungan problematika tersebut dengan teori Maslow serta McClelland, dan perubahan yang nantinya dihasilkan.

 c. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan artikel ini untuk menjelaskan kepada pembaca bagaimana problematika tentang pendidikan di Indonesia dan kinerja pendidik dalam pendidikan tersebut. Artikel ini juga membahas tentang bagaimana hubungan problematika dan kinerja pendidik dengan aplikasi teori McClelland dan Maslow.

d. Manfaat
1. Memperkuat keberagaman, melalui pendidikan yang memenuhi kebutuhan dasar masyarakat seperti kebutuhan akan rasa aman dan kasih sayang serta memperkuat hubungan individu.
2. Meningkatkan partisipasi dalam pembangunan, masyarakat akan lebih termotivasi dan berpartisipasi aktif dalam perubahan sosial dan memberikan inspirasi untuk perubahan sosial.
3. Mendorong perubahan sosial, masyarakat akan lebih mampu menghadapi perubahan sosial dan beradaptasi dengan perubahan tersebut.
4. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan, masyarakat diharap dapat sadar akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup. 

e. Metode Penulisan
Dalam artikel ini, penulisannya menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode ini menggambarkan fenomena yang telah terjadi, pengumpulam data nya dengan mencari sumber literatur seperti buku, artikel, dan jurnal. 

f. Kajian Pustaka
a. Vina Rahmawati, (2014) "Teori David McClelland", TEORI_DAVID_McCLELLAND Jurnal ini membahas tentang kelebihan teori McClelland dalam hal ini pada pengukuran yang terkuantifikasi untuk masing-masing kebutuhan. Masing-masing invididu memiliki kebutuhan sendiri-sendiri sesuai dengan karakter serta pola pikir. Seseorang akan cenderung memiliki salah satu kebutuhan yang lebih tinggi pada ketiga kebutuhan

b. Afif Badawi Trisanta (2017) implementasi Pendidikan Humanis Di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Diss. Fakultas Ilmu Pendidikan. Jurnal ini membahas tentang tenaga pendidik dan sekolah juga harus memastikan terpenuhinya kebutuhan siswa dari aspek pemenuhan harga diri. Hal ini bisa dilakukan dengan pujian terhadap berbagai potensi yang dimiliki siswa, kemudian memberikannya semangat, bahwa potensi yang dimilikinya itu dapat membawa pada kesuksesan dan kemuliaan hidup. Hal ini sangat penting dilakukan, karena apabila kebutuhan ini tidak dipenuhi maka akan timbul rasa rendah diri dan hilangnya motivasi belajar

g. Pembahasan
1. Motivasi sebagai kunci sukses mencapi tujuan Motivasi merupakan kegiatan yang dapat memberikan dorongan kepada sesorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki (Michael J. Jucius). Motivasi dibedakan menjadi dua macam, motivasi instrinsik dan ekstrinsik, motivasi instrinsik yang berasal dari dalam diri seseorang yang merupakan kesadaran pribadi contohnya siswa yang termotivasi dengan giat dalam belajar karena minat. Dan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar dan karena terdorong untuk mendapatkan hadiah atau mengindari hukuman. Pendidik juga harus mempertimbangkan berbagai motif tindakan dari perilaku siswa nya dan mengukur perubahan yang di inginkan.


2. Teori hierarki kebutuhan maslow dan prestasi belajar Manusia terdorong memenuhi kebutuhan yang paling kuat sesuai dengan keadaan dan pengalaman.
a. Kebutuhan fisiologis (kebutuhan sandang, pangan, dan papan)
b. Kebutuhan keselamatan (keamanan, kemantapan, ketergantungan, perlindungan)
c. Kebutuhan akan kasih sayang (diterima orang lain, maju dan untuk ikut serta)
d. Kebutuhan akan harga diri (diakuinya keberadaan oleh orang lain)
e. Kebutuhan akan perwujudan diri (kecenderungan
sesorang untuk menunjukkan kiprahnya dalam kehidupan) Dalam konteks tersebut, tingkatan tertinggi kebutuhan adalah aktualisasi diti yang diwujudkan dengan adanya prestasi belajar, tetapi harus memperhatikan kebutuhan dasar terlebih dahulu, maka dari itu tidak realistis jika mengharapkan siswa untuk berprestasi dan kinerja pendidik bagus jika masih belum bisa memperhatikan kebutuhan dasar terlebih dahulu


3. Teori motivasi berprestasi McClelland Setiap individu memiliki kebutuhan sendiri-sendiri sesuai dengan karakter serta pola piker yang membentuknya. McClelland menjelaskan bahwa setiap individu memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil, dorongan ini mengarahkan individu untuk memperoleh pencapaian pribadi.
a. Kebutuhan akan prestasi (nAch) yang muncul dalam diri seseorang akan mendorong seseorang dengan kuat untuk mengatasi segala tantangan danhambatan dalam upaya mencapai tujuan. Dengan demikian, siswa yang menunjukkan motivasi berprestasi yang tinggi, menandakan bahwa kebutuhan mereka akan berprestasi termasuk tinggi.
b. kebutuhan akan kekuasaan (nPow) merupakan keinginan untuk memiliki pengaruh, menjadi yang berpengaruh, dan mengendalikan individu lain. McClelland merinci, bahwa seseorang yang memiliki nPow tinggi, akan cenderung memiliki karakter bertanggung jawab, berjuang untuk mempengaruhi individu lain, senang ditempatkan dalam situasi kompetitif, dan berorientasi pada status sosial. Untuk kinerja pendidik kebutuhan kekuasaan akan dapat membuat suasana belajar yang kompetitif.
c. Kebutuhan akan afiliasi (nAff) adalah kebutuhan untuk memperoleh hubungan sosial yang baik. Kebutuhan ini ditandai dengan kecenderungan seseorang yang memiliki motif yang tinggi untuk terjalinnya sebuah persahabatan, lebih menyukai situasi kooperatif, dan menginginkan hubunganhubungan yang melibatkan tingkat pengertian mutual yang tinggi. Dalam kinerja pendidik kebutuhan afiliasi ini akan terwujud dalam proses pembelajaran dimana adanya interaksi guru dengan siswa. Kebutuhan akan afiliasi ini akan meningkat ataupun menurun sesuai dengan situasi.


4. Perubahan yang dihasilkan dan hubungan kasus dengan teori
1. Perubahan intensional, yaitu perubahan karena pengalaman atau praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini siswa menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.
2. Perubahan positif. Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. terjadi karena adanya usaha dari siswa.
3. Perubahan efektif dan fungsional. Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaat tertentu bagi siswa dan kinerja pendidik.
Konsep prestasi belajar, sekaligus faktor yang mempengaruhinya, seorang pendidik diharapkan mampu melakukan pendekatan yang tepat kepada siswa dalam mengembangkan segala potensi yang dimiliki siswa tersebut. Memahamikarakteristik peserta didik merupakan langkah yang tidak dapat ditawar bagi para pendidik dalam menemukan strategi pembelajaran yang tepat. 

Setelah memahami tentang konsep prestasi belajar yang penekanannya lebih dititikberatkan pada pengembangan secara maksimal segala potensi siswa sebagaimana yang disebutkan diatas, maka seorang tenaga pendidik seharusnya memahami bahwa penekanan prestasi belajar tidak hanya pada pencapaian ketuntasan siswa sebagaimana yang disebutkan dalam kurikulum.

Teori hierarki kebutuhan dasar Maslow seperti kebutuhan yang paling dasar, yaitu kebutuhan fisiologis. Sekolah dapat memberikan sarana dan prasarana yang memadai guna memenuhi kebutuhan ini berupa kantin yang sehat, ruang kelas yang nyaman, toilet yang bersih dan waktu istirahat yang cukup. Kemudian, kebutuhan akan rasa aman dapat diwujudkan dengan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan akan meningkatkan konsentrasi dalam proses belajar siswa, sehingga materi pembelajaran yang disampaikan akan lebih mudah diterima oleh peserta didik.

Setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman terpenuhi, perhatian tenaga pendidik dan sekolah selanjutnya adalah menciptakan suasana yang dipenuhi oleh rasa kasih sayang. Tugas tenaga pendidik adalah memupuk semangat, memberikan kesempatan, melalui penyediaan sarana dan prasarana, 

h. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat melalui pendidikan memiliki manfaat yang signifikan bagi masyarakat, pendidikan dan kinerja yang dapat memperkuat keberagaman, meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan kesadaran dan mendorong perubahan sosial yang positif.


Dalam pendidikan, motivasi memiliki peranan yang penting bagi tercapainya prestasi belajar siswa, motivasi juga merupakan factor yang memiliki pengaruh besar terhadap belajar siswa. Perubahan kinerja pendidik juga berperan penting pada perubahan sosial dengah mengembangkan materi pembelajaran melalui kreatifitas dan inovasi sesuai sesuai dengan zaman.

Teori motivasi dari Abraham Maslow dan McClelland mengarahkan siswa dan kinerja pendidik dalam memahami segala kebutuhan dasar dan membuat perubahan dari yang awalnya siswa rendah prestasi menjadi mempunyai semangat motivasi untuk mencapai tujuan, serta kinerja pendidik yang awalnya tidak memiliki inovasi pembelajaran menjadi mempunyai media kreatifitas dan inovasi dalam pembelajaran 

i. Rekomendasi
Artikel ini direkomendasikan kepada siswa maupun mahasiswa, para pendidik, praktisi pendidikan dan siapa pun yang tertarik dalam pemahaman pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat melalui pendidikan yang mengalami perubahan dalam teori Abraham Maslow dan McClelland. 

j. Daftar Pustaka
Mendari, Anastasia Sri. Aplikasi Teori Hierarki Kebu-tuhan Maslow dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Widya Warta, 1(1)
Prihartanta, Widayat. 2015. Teori-Teori Motivasi. Jurnal Adabiya. 1(1):83
Siagian, Roida Eva Flora. 2012. Pengaruh Minat Dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Formatif, 2(2):122-131.
Susanto, N. H. (2018). Mengurai problematika pendidikan nasional berbasis teori motivasi abraham maslow dan david mcclelland. Lembaran Ilmu Kependidikan, 47(1), 30-39.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun