a. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia adalah suatu proses serta memiliki tujuan yang kompleks. Dibalik tujuan nya yang kompleks itu, pendidikan terdapat berbagai problematika, salah satu problematika pendidikan di Indonesia adalah rendahnya prestasi belajar siswa dan kurangnya kreatifitas kinerja pendidik dalam menerapkan pembelajaran yang efektif. Menurut data survey PISA (Programme For International Students Assessment), prestasi belajar siswa di Indonesia dinilai sangat rendah, dalam data survey PISA memperlihatkan rata-rata skor pencapaian siswa-siswi di Indonesia untuk literasi, sains, dan matematika berada di peringkat 62, 61, 63, dan 69.Â
Rendahnya prestasi belajar tersebut sangat dipengaruhi karena rendahnya motivasi dalam belajar serta kurangnya kinerja pendidik di Indonesia. Rendahnya prestasi belajar siswa di Indonesia disebabkan karena lemahnya motivasi dalam belajar (Gunadi dan Gunawan, 2018). Siswa yang memiliki potensi belajar yang tinggi akan mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mengembangkan berbagai potensinya. Disisi lain, siswa yang kehilangan motivasi, maka ia tidak menemukan alasan untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki nya sehingga berakibat pada rendahnya prestasi belajar.
Kinerja pendidik dalam pendidikan di Indonesia terjebak pada aspek kurikulum yang telah dijalankan, karena padatnya materi dan sempitnya waktu membuat kinerja pendidik lupa untuk menghadirkan pembelajaran bermakna dan asik. Fenomena tersebut merupakan suatu problematika pendidikan di Indonesia, fenomena tersebut juga dapat dilihat sebagai dampak dari rendahnya motivasi belajar siswa dan kinerja pendidik yang buruk.
Dapat digaris bawahi bahwa motivasi menjadi kunci utama dalam peran yang begitu signifikan dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian artikel ini disajikan dengan dua teori motivasi dari Abraham Maslow dan teori motivasi dari David McClelland. Kedua teori tersbeut saling berhubungan dan dapat dikaitkan dengan proses pembelajaran serta menjadi pijakan mengurai problematika pendidikan di Indonesia.Â
Jika dilihat dari teori Abraham Maslow, setiap individu memiliki tingkatan kebutuhan dari yang paling dasar sampai paling tinggi, yang dimana kebutuhan dari dasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang paling atas atau yang paling tinggi. Hal ini dapat diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia untuk meningkatkan motivasi siswa harus memperhatikan terlebih dahulu pemenuhan kebutuhaan dasar siswa nya tersebut.
Kemudian dapat dikaji dengan teori McClelland bahwa teori tersebut dapat diaplikasikan dengan meningkatkan kebutuhan berprestasi, siswa akan lebih terdorong untuk mengatasi hambatan dan tantangan untuk mencapai tujuan belajarnya tersebut.Â
b. Permasalahan
Dalam artikel ini, permasalahan yang akan dibahas adalah tentang teori motivasi McClelland yang melengkapi teori motivasi Abraham Maslow. Pentingnya motivasi sebagai kunci sukes meraih tujuan, teori hierarki kebutuhan maslow dan prestasi belajar, teori motivasi beprestasi McClelland, hubungan problematika tersebut dengan teori Maslow serta McClelland, dan perubahan yang nantinya dihasilkan.
 c. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan artikel ini untuk menjelaskan kepada pembaca bagaimana problematika tentang pendidikan di Indonesia dan kinerja pendidik dalam pendidikan tersebut. Artikel ini juga membahas tentang bagaimana hubungan problematika dan kinerja pendidik dengan aplikasi teori McClelland dan Maslow.
d. Manfaat
1. Memperkuat keberagaman, melalui pendidikan yang memenuhi kebutuhan dasar masyarakat seperti kebutuhan akan rasa aman dan kasih sayang serta memperkuat hubungan individu.
2. Meningkatkan partisipasi dalam pembangunan, masyarakat akan lebih termotivasi dan berpartisipasi aktif dalam perubahan sosial dan memberikan inspirasi untuk perubahan sosial.
3. Mendorong perubahan sosial, masyarakat akan lebih mampu menghadapi perubahan sosial dan beradaptasi dengan perubahan tersebut.
4. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan, masyarakat diharap dapat sadar akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup.Â
e. Metode Penulisan
Dalam artikel ini, penulisannya menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode ini menggambarkan fenomena yang telah terjadi, pengumpulam data nya dengan mencari sumber literatur seperti buku, artikel, dan jurnal.Â
f. Kajian Pustaka
a. Vina Rahmawati, (2014) "Teori David McClelland", TEORI_DAVID_McCLELLAND Jurnal ini membahas tentang kelebihan teori McClelland dalam hal ini pada pengukuran yang terkuantifikasi untuk masing-masing kebutuhan. Masing-masing invididu memiliki kebutuhan sendiri-sendiri sesuai dengan karakter serta pola pikir. Seseorang akan cenderung memiliki salah satu kebutuhan yang lebih tinggi pada ketiga kebutuhan