Kedua, Habiskan Waktu di Luar. Salurkan energi dan tenaga yang tadinya kita habiskan di internet untuk melakukan kegiatan yang kita sukai di luar ruangan. Ada begitu banyak hal yang dapat kita jelajahi. Seperti salah satu kutipan dari Etty Hillesum, “That Fear of Missing Out on things makes you miss out on everything”, saat kita hanya terpaku pada segala sesuatu yang terjadi dalam dunia maya, kita akan melewatkan kesempatan-kesempatan yang nyata dalam kehidupan
Ketiga, Live Mindfully and Express Gratitude. Berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain. Jangan menjadikan kesuksesan seseorang sebagai titik tumpu standar kesuksesan kita. Bersyukur dan fokus pada apa yang kita miliki saat ini, bukan apa yang tidak kita miliki. Hidup dengan pola pikir ini akan membantu kita untuk bebas dari segala belenggu kekhawatiran dan rasa cemas yang tidak ada akhirnya.
Daftar Pustaka
Afdilah, I. H., Hidayah, N., & Blasius Boli Lasan. (2020). Fear of missing out (FoMO) in analysis of cognitive behavior therapy (CBT). Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 501. 220-223.
Dalle, J., Akrim, A., & Baharuddin. (2020). Pengantar teknologi informasi. RajaGrafindo Persada.
McBride, M. (2021) The fear of missing out phenomenon and belongingness in secondary students. Master of Science in Education: Master's Theses. 33. https://doi.org/10.33015/dominican.edu/2021.EDU.08
Nandi, K., dkk. (2021). Social media: The paralyzing agent of human mental health. World Journal of Pharmaceutical Research. 10(11). 2519-2542.
Shabahang, R., Aruguete, M. S., & Shim, H. (2021). Online news addiction: Future anxiety, fear of missing out on news, and interpersonal trust contribute to excessive online news consumption. Online Journal of Communication and Media Technologies, 11(2), e202105. https://doi.org/10.30935/ojcmt/10822
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H