Kabar tentang bebasnya Basuki Tjahaja Purnama (BTP) dalam beberapa hari kedepan menjadi pembicaraan hangat di sebagian masyarakat dan tokoh politik. Dari berita soal dugaan rencana pernikahannya atau rencana selanjutnya pasca bebas nanti, mulai menghiasi media berita.
Seperti dugaan rencana pernikahan yang viral, memang menarik perhatian masyarakat untuk dibahas, tapi dalam tulisan ini, penulis tidak ingin mencampuri urusan privasi BTP.
Ada hal yang mungkin terlewati, yakni tentang surat-surat yang pernah disampaikan BTP untuk pendukungnya, Ahokers. Selain itu, hal yang menarik lainnya adalah tentang himbauan positif yang disampaikan BTP, yakni harapannya agar warga tidak golput pada Pemilu 17 April 2019 nanti.
Sebelumnya, pada setiap kesempatan BTP menulis surat. Masyarakat juga pernah membaca nama Ima Mahdiah ada dalam surat. Sehingga tidak salah juga, jika hal tersebut dianggap sebagai bentuk kepercayaan sekaligus dukungan pada sosok ini.
Dalam pengakuan Ima ketika bertemu dengan Kompas.com (02/09/2018) menjelaskan, dirinya bahkan mendapatkan saran secara langsung dari BTP untuk bergabung dengan PDIP, jika ingin berjuang.
Diketahui, Ima Mahdiah pernah bekerja sebagai staf ketika BTP menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Magnet BTP dalam pemilihan serentak harus diakui masih memiliki daya tarik yang tidak sedikit. Meskipun dirinya sudah lama tidak bersentuhan dengan politik, namun calon pemilih nasionalis-progresif masih memberi penilaian cukup tinggi kepada sosok BTP. Kontribusi dan cara kerjanya selama menjabat Gubernur DKI Jakarta, meninggalkan kesan khusus secara positif.
Dukungan BTP yang disampaikan dalam bentuk endorsement politik untuk mantan stafnya, Ima Mahdiah. Dirinya menyarankan kepada Ima jika ingin berjuang maka perlu berada dalam partai politik PDIP.
Namun, beberapa pendukung BTP yang juga militan dan dekat dengan mantan Gubernur DKI Jakarta. Sebagian bernaung di PSI.
Harapan PSI untuk BTP
Kabar tentang promosi yang diberikan BTP untuk salah satu staf, akhirnya membuat Sekjen PSI memberikan tanggapan atas endorsement yang diberikan Basuki Tjahaja Purnama tersebut.
Saat pertemuan dengan media berita (15/01/2019), Raja Juli Antoni menilai dukungan yang disampaikan BTP kepada Ima Mahdiah adalah hal yang wajar. Sekjen PSI, Raja Juli Antoni menjelaskan, hal ini dikarenakan hubungan yang dekat dan juga sosok Ima yang mempunyai dedikasi tinggi pada pekerjaannya.
Lebih dari itu, endorsement yang disampaikan BTP kepada Ima Mahdiah yang maju sebagai caleg DPR RI di wilayah Dapil 10 DKI Jakarta. Tidak sedikit juga muncul untuk anak-anak muda yang pernah menjadi staf BTP, karena sebagai dari mereka maju menjadi caleg.
PSI juga memiliki kader berasal dari mantan Gubernur DKI Jakarta, seperti Rian Ernest yang maju sebagai caleg DPR RI untuk Dapil DKI Jakarta I (Wilayah Timur), Tsamara Amany, caleg DPR RI Dapil DKI Jakarta II (Jakpus, Jaksel, dan luar negeri), serta ketum, Grace Natalie yang maju sebagai caleg DPR RI dari Dapil DKI Jakarta 3 (Jakarta Utara), memiliki harapan yang sama diberikan promosi oleh BTP.
Penutup
Efek Ekor Jas (Coat-Tail Effect) yang dimiliki seorang tokoh, yang masih dianggap punya magnet untuk menarik perhatian calon pemilih dalam kategori tertentu, harus diakui punya kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh.
Masuk tahun politik 2019 yang tidak lama ini, gencarnya partai politik dalam berkampanye dapat menggunakan berbagai cara selama sesuai undang, salah satunya adalah menggunakan nama yang dianggap baik bukan sesuatu yang salah.
Kita juga pernah tahu, bahkan ada partai politik yang mencatut nama tokoh yang berasal dari mantan TNI meski tanpa sepengetahuan pemiliknya, namun akhirnya spanduk tersebut diturunkan setelah diprotes pemiliknya karena tidak memberikan ijin.
Memanfaatkan efek Ekor Jas (Coat-Tail Effect) seperti yang dilakukan partai politik, adalah sah-sah saja.
Menurut saya, sikap yang disebutkan Raja Juli Antoni sangat beralasan dan wajar, terlebih mengingat hubungan kader-kader yang kini bernaung di partai PSI sudah cukup dekat.
Kesamaan visi misi partai PSI dalam menjangkau pemilih nasional-progresif seperti yang dilakukan partai PDIP, sosok BTP dianggap sebagai tokoh yang memiliki nilai positif ditengah-tengah persaingan antar partai merebut suara.
Batas ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 2019 yang juga tidak kecil tersebut, angka empat persen akan membuat pemilihan umum atau Pemilu 2019 semakin sengit. Sebab, dengan jumlah ambang batas yang naik hingga empat persen, ada partai politik baru yang memungkinkan merebut suara pemilih partai lama.
Untuk lolos batas ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 2019, diperkirakan butuh sekitar 5 juta suara agar bisa lolos dan masuk parlemen. Hal ini bukan kesulitan untuk partai yang baru berdiri saja bisa terkena dampaknya, partai lamapun meski sudah mempunyai pemilih tradisional, dalam beberapa survei juga diprediksi mengalami hal yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H