Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seni Mendidik Remaja: Tidak Berlebihan dalam Menasihati

15 Agustus 2021   14:59 Diperbarui: 19 Agustus 2021   17:12 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi mendidik remaja | Gambar IJulianne Lieberman/Unsplash)

Orang tua perlu dan penting untuk menyelami suasana hati (suasana batin) remaja sebelum memberi nasihat.

Ibaratnya perlu melakukan cek ombak terlebih dahulu sebelum berlayar agar selamat sampai tujuan.

Dalam konteks memberi nasihat kepada remaja, ada sebuah model atau teknik yang sering dipraktikkan oleh Rasulullah SAW ketika beliau menasihati sahabat-sahabatnya.

Rasulullah SAW ketika memberi nasihat kepada para sahabat dengan singkat dan tidak dilakukan setiap saat. Melainkan pada waktu tertentu.

Rasulullah mengkuatirkan sahabat-sahabatnya tersebut akan timbul rasa bosan dalam menerima nasihat.

Ilustrasi menasihati anak | Sumber: unsplash
Ilustrasi menasihati anak | Sumber: unsplash

Simpulan

Jadi orang tua perlu memiliki seni dalam memberi nasihat kepada remaja. Pastinya diawali dengan niat ikhlas kepada Allah bahwa apa yang kita lakukan semata-mata karena kehendak-Nya.

Kemudian pandanglah anak pada posisi setara dengan kita artinya sama-sama makhluk Allah dan kita tidak memiliki hak mutlak apapun atas diri orang lain.

Selanjutnya, nasihat tidak harus menggurui dan mengajari tetapi mari belajar bersama, memperbaiki diri bersama-sama, dan kita adalah Khalifah di muka bumi.

Terakhir, pilihlah cara yang tepat atau strategi yang jitu dalam memberi nasihat. Milik ilmu dalam mempengaruhi pikiran remaja agar mereka tidak berubah menjadi berontak atau "melawan arus".

Penutup, menasihati tidak sama dengan mencela. Jaga aib mereka sekecil apapun dan tutup rapat-rapat kekurangan dan kelemahan mereka dihadapan keluarga, teman, dan siapapun yang buat mereka malu. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun