"Carilah ilmu dan kekayaan jika Anda memilih cita-cita sebagai pemimpin. Ilmu akan menyelesaikan masalah kelompok orang "khusus" yang Anda pimpin, sedangkan harta akan membantu Anda menyelesaikan masalah kelompok orang umum." (Ali bin Abi Thalib).
Melanjutkan tulisan sebelumnya.
Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib untuk pemimpin yang kedua adalah:
Milikilah harta.
Mengapa pemimpin harus memiliki harta atau apa hubungan pemimpin dengan harta? Sehingga beliau begitu merasa penting untuk mengamanahkan hal itu.
Harta dalam pandangan agama Islam memiliki nilai yang sangat penting. Karena dengan memiliki harta, seseorang tidak menjadi peminta-minta. Bahkan sebaliknya dia dapat membagikan hartanya kepada orang lain.
Sehingga orang yang memiliki harta diharapkan akan menjadi para dermawan untuk membantu siapa saja yang membutuhkan uluran tangan kita.
Karena itu pula kedudukan tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Ini artinya orang yang selalu memberi diumpamakan tangan diatas lebih mulia dari peminta-minta atau dikatakan tangan di bawah.
Sebagai pemimpin tentu saja diharapkan menjadi orang tangan diatas. Dengan harta yang dia miliki dapat membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan.
Kalau pemimpin tidak memiliki harta dikuatirkan mereka akan memakan harta yang bukan milikinya seperti korupsi dan penyelewengan lainnya.
Namun sayyidina Ali ra sendiri ketika diuji dengan pertanyaan  "diantara ilmu dan harta manakah yang lebih utama dan apa dalilnya?" oleh para sahabat, beliau tidak memilih harta tetapi lebih utama ilmu.
Sayyidina Ali ra menjawab dengan tegas dan lugas bahwa "Ilmu lebih utama dari pada harta".