Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Tradisi "Peusijuek" dalam Masyarakat Aceh dan Perlu Dilestarikan

2 Desember 2018   21:15 Diperbarui: 2 Desember 2018   22:13 2383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak laki-laki yang mau dikhitan dan dipeusijeuk (dokpri)

Dalam masyarakat Aceh sudah menjadi kebiasaan untuk kebiasaan untuk menyatakan syukur dan rasa gembira karena seseorang telah selamat atau telah selesai melaksanakan ibadah haji ke tanah suci, misalnya.

Maka untuk menyatakan perasaan itu diadakanlah peusijuek kepada orang yang kembali dari tanah suci. Seringkali juga diadakan peusijuek sebelum orang itu berangkat ke tanah suci dengan harapan agar mereka selamat dalam perjalanan dan dapat melaksanakan semua rukun haji dengan baik.

Demikian pula misalnya apabila seseorang melaksanakan perkawinan sebagai salah satu tahap yang paling penting dalam kehidupannya, diadakan peusijuek kepada kepada dua pengantin, dalam rangka doa mengharapkan agar perkawinan mereka mendapat berkah dan rahmat dari Allah Swt.

Bagi anak laki-laki yang mau dilakukan khitan (sunnat rasul), sebelumnya juga dilaksanakan upacara adat peusijuek bahkan ada yang melaksanakannya sekaligus dengan kenduri bagi anak yatim dan miskin. Begitu pula bagi anak perempuan yang sudah berusia dapat dikhitan meskipun berbeda dengan anak laki-laki.

Semua acara peusijuek itu diakhiri dengan pembacaan doa. Dalam doa itulah terkandung tujuan diadakan upacara peusijuek. Dengan adanya doa dan peusijuek itu, maka seseorang akan merasakan ketenangan hatinya.

Setiap upacara adat bertujuan baik menurut pandangan masyarakat yang melaksanakan upacara tersebut. Agar supaya sesuatu yang baik itu benar-benar terwujud dalam kenyataan, maka masyarakat meyakini bahwa hal itu dapat dicapai bukan hanya dengan usaha yang keras, tetapi juga dengan doa dan harapan kepada Tuhan yang Maha Esa didahului dengan pembacaan doa setelah didahului dengan upacara peusijuek, dan itu telah menjadi adat tradisi dalam masyarakat.

Hakekat peusijuek sesungguhnya bagi masyarakat Aceh adalah upaya untuk memperoleh berkah dan ketenangan batin dan tujuan adat peusijuek itupun erat kaitannya dengan ajaran Islam yaitu untuk menyatakan rasa syukur, memohon petunjuk Allah Swt, mengharapkan kebahagiaan dan ketenteraman hidup, dan memohon maaf kepada sesama manusia serta menyatakan tobat kepada Allah Swt atas kekhilafan atau kesalahan tertentu.

Menurut tokoh masyarakat Aceh tujuan-tujuan tersebut bukanlah tujuan peusijuek melainkan hakikat peusijuek. Meskipun demikian antara hakekat dan tujuan tidak dapat dipisahkan. Jadi bagi masyarakat Aceh acara peusijuek merupakan bagian dari mengamalkan ajaran Islam melalui pembiasaan budaya.

Seperti telah dikatakan bahwa yang biasanya dipeusijeuk ialah manusia dan benda-benda dalam kaitan dengan peristiwa-peristiwa tertentu. Pada manusia dipeusijeuk pada peristiwa seperti ini;

Terjadinya perkelahian yang berakibat mengeluarkan darah. Peusijuek disini dilakukan dalam rangka perdamaian secara adat antara pihak-pihak yang berkelahi agar mereka berdamai dan tidak terulang lagi perkelahian itu. Terhadap orang yang telah luka (keluar darah, terutama dari kepala) dilakukan peusijuek agar kembali lagi semangat atau kesadarannya sebagaimana sebelumnya.

Terjadinya musibah yang mengakibatkan luka-luka seperti karena tabrakan mobil, jatuh dari pohon, dan sebagainya. Peusijuek disini dilakukan untuk menyatakan syukur karena masih selamat (tidak sampai menemui ajal) dan untuk menumbuhkan lagi semangat, kesadaran keyakinan diri pada diri orang yang mendapat musibah itu yang mungkin akan sangat mempengaruhinya karena peristiwa tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun