Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengenal "Si Bossy" di Dunia Kerja

1 Agustus 2018   13:18 Diperbarui: 3 Agustus 2018   10:10 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: the broad side

Pertama; ia merasa memiliki kemampuan lebih diatas rekan-rekannya selevel. Ia merasa lebih pandai, lebih ahli, lebih cakap, dan lebih segalanya. Sehingga ia merasa pantas bersikap bossy pada rekan-rekannya. 

Kedua; ia memiliki hubungan yang cukup dekat dengan si bos. Ia bersikap sok bos hanya pada rekan-rekannya yang sejawat dan orang-orang dibawah levelnya. Sebaliknya kepada yang berpengaruh atau orang-orang dengan kedudukan dan posisi bagus dikantor, ia bisa begitu baik dan sopan setengah mati. Kadang orang seperti ini masuk dalam kategori penjilat. 

Ketiga; pada dasarnya ia memang terbiasa dituruti keinginannya di rumah. Mungkin ia anak tunggal atau anak pertama dikeluarganya atau sering dimanjakan. Sehingga dampak buruknya, ia memperlakukan rekan kerjanya seperti kebiasaan di rumah. 

Keempat; memiliki ambisius tinggi. Si bossy biasanya sangat ambisius ingin memperoleh pengakuan atau kekuasaan lebih tinggi. Sehingga ia berupaya 'menjilat' siapapun untuk mewujudkan ambisinya tersebut. 

Kelima; senang pamer keahlian personal. Hal ini menunjukkan bahwa ia ingin memperlihatkan kehebatan dirinya dibandingkan rekan-rekan kerjanya lainnya dihadapan bos besar (big boss). Dengan tujuan mendapatkan tempat khusus di benak pemimpin tertinggi. 

Keenam;  sulit berbagi dan mengajarkan rekan-rekan kerja sejawat. Mereka sangat menjaga rahasia kehebatannya dan tidak boleh dimiliki oleh orang lain pada level yang sama. 

Namun dari semua ciri-ciri yang dipaparkan diatas bisa saja terdapat pada orang-orang tertentu meliputi semua variabel. Mungkin ada pula yang hanya terdapat beberapa variabel saja.

Whatever penyebabnya hanya satu kata untuk rekan si bossy yaitu "menyebalkan." Semoga bermanfaat dan hindari dari sifat ngeboss atau ngebossy. 

Salam.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun