Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengenal "Si Bossy" di Dunia Kerja

1 Agustus 2018   13:18 Diperbarui: 3 Agustus 2018   10:10 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: the broad side

Barangkali sudah menjadi tabiat manusia sejak dulu memiliki hasrat ingin berkuasa, ingin mengatur orang lain sesuai kehendak mereka, dan bisa memerintah sesuka hatinya. Tabiat ini memang secara otomatis sudah terinstall dalam sebuah bentuk kepribadian seseorang. 

Maka tak heran jika dunia ini penuh dengan peristiwa kekerasan dan peperangan, fakta tersebut dapat dibaca dalam buku-buku sejarah tempo dulu. Ada banyak perebutan wilayah yang terjadi dalam sebuah rentang sejarah dan peradaban manusia, dan selalu dimulai dengan kekerasan serta peperangan. 

Antar kelompok dan suku saling bertikai demi memperebutkan kekuasaan, daerah jajahan, dan lain sebagainya. 

Intinya bahwa didunia ini dipenuhi oleh orang-orang yang haus kekuasaan dan sangat berhasrat untuk menjadi penguasa, jika bisa menjadi sebagai penguasa tunggal tanpa lawan. Begitulah tabiat manusia. 

Oleh sebab itu sangat lumrah jika diberbagai tempat selalu saja didapati model-model orang yang sangat berobsesi menjadi orang nomor satu dalam strata kekuasaan. 

Pada dunia kerja atau lingkungan perkantoran, perusahaan dan organisasi kerap muncul orang-orang ingin menjadi direktur, manajer atau memiliki kekuasaan lebih tinggi dalam manajemen. Sekali lagi hal ini sangat wajar karena memang sifat dasar manusia sudah seperti itu sejak dulu. 

Namun yang menjadi masalah adalah bagaimana jika mereka bukan orang yang diberikan kewenangan untuk memiliki sebuah kekuasaan tertentu namun ia suka mengatur-ngatur orang lain dengan pendekatan kekuasaan? Bukankah itu ilegal namanya? 

Atau apa pula yang dikatakan oleh para karyawan sebuah perusahaan  dengan istilah ngeboss atau ngebossy? Yuk kita lihat ciri-ciri orang yang disebut ngeboss atau ngebossy. 

Ngebos atau ngebossy dapat diartikan sebagai sebuah perilaku atau sikap seseorang bergaya seperti bos padahal ia bukanlah bos yang secara aturan telah mendapatkan kewenangan. Orang yang bergaya bos ini sebetulnya berada pada posisi yang sama seperti rekan lainnya. Tetapi gayanya bagaikan seorang bos. 

Orang yang memiliki sifat ngebossy ini suka mengatur orang lain seenak pikirannya tanpa merasa tidak enak hati. Bahkan dengan enteng menyuruh orang lain menangani pekerjaannya tanpa diawali dengan kata minta 'tolong.'

Jika membaca tulisan yang dipublikasikan oleh situs smiletvshop.com ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang bersikap bossy, berikut mari kita lihat satu persatu. 

Pertama; ia merasa memiliki kemampuan lebih diatas rekan-rekannya selevel. Ia merasa lebih pandai, lebih ahli, lebih cakap, dan lebih segalanya. Sehingga ia merasa pantas bersikap bossy pada rekan-rekannya. 

Kedua; ia memiliki hubungan yang cukup dekat dengan si bos. Ia bersikap sok bos hanya pada rekan-rekannya yang sejawat dan orang-orang dibawah levelnya. Sebaliknya kepada yang berpengaruh atau orang-orang dengan kedudukan dan posisi bagus dikantor, ia bisa begitu baik dan sopan setengah mati. Kadang orang seperti ini masuk dalam kategori penjilat. 

Ketiga; pada dasarnya ia memang terbiasa dituruti keinginannya di rumah. Mungkin ia anak tunggal atau anak pertama dikeluarganya atau sering dimanjakan. Sehingga dampak buruknya, ia memperlakukan rekan kerjanya seperti kebiasaan di rumah. 

Keempat; memiliki ambisius tinggi. Si bossy biasanya sangat ambisius ingin memperoleh pengakuan atau kekuasaan lebih tinggi. Sehingga ia berupaya 'menjilat' siapapun untuk mewujudkan ambisinya tersebut. 

Kelima; senang pamer keahlian personal. Hal ini menunjukkan bahwa ia ingin memperlihatkan kehebatan dirinya dibandingkan rekan-rekan kerjanya lainnya dihadapan bos besar (big boss). Dengan tujuan mendapatkan tempat khusus di benak pemimpin tertinggi. 

Keenam;  sulit berbagi dan mengajarkan rekan-rekan kerja sejawat. Mereka sangat menjaga rahasia kehebatannya dan tidak boleh dimiliki oleh orang lain pada level yang sama. 

Namun dari semua ciri-ciri yang dipaparkan diatas bisa saja terdapat pada orang-orang tertentu meliputi semua variabel. Mungkin ada pula yang hanya terdapat beberapa variabel saja.

Whatever penyebabnya hanya satu kata untuk rekan si bossy yaitu "menyebalkan." Semoga bermanfaat dan hindari dari sifat ngeboss atau ngebossy. 

Salam.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun