Prakata
Dalam literasi ekonomi, kebutuhan manusia adalah aspek yang sangat fundamental. Pangan menjadi kebutuhan utama setiap manusia. Menurut hirarki kebutuhan, pangan menduduki posisi paling dasar dari seperangkat kebutuhan yang harus dipenuhi. Maka jangan heran jika hampir seluruh waktu yang dihabiskan oleh manusia untuk bekerja  demi  memenuhi kebutuhan pangan tersebut.
Bahan pangan memberikan kehidupan, kesejahteraan dan kebahagiaan bagi manusia. Apalagi jika mengkonsumsi sejumlah menu pangan secara berimbang, membuat tubuh menjadi lebih kuat, sehat dan bertenaga. Bahkan dapat memperpanjang usia dan harapan hidup lebih lama.
Melihat begitu krusialnya masalah pangan, bagaimanakah kondisi pemenuhan pangan oleh masyarakat Indonesia dewasa ini? Menurut sebuah laporan, masih ada 19,4 juta penduduk Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan makanan mereka sehari-hari. (Kompas.com, 3/4/2018)
Ketidak-mampuan  masyarakat tersebut tentu ada sebabnya. Menurut Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla pentingnya pembenahan tata kelola pangan, seperti, penyediaan data, tata niaga dan hilirisasi, termasuk peran riset dan teknologi sehingga bisa meningkatkan produktivitas pangan tanpa perlu memperluas lahan. Pada akhirnya akan terjadi pemerataan pemenuhan kebutuhan pangan bagi penduduk Indonesia.
Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengatakan, diantara tantangan yang dihadapi Indonesia dalam bidang pangan adalah permasalahan hilirisasi dan tata niaga pangan, di mana pertanian pola tradisional perlu di ubah menjadi pola agribinis menuju pertanian modern.
Diantara persoalan tersebut di atas, yang sangat urgen untuk segera dibenahi adalah program hilirisasi dan tata niaga pangan yang menjunjung tinggi keadilan dan kemudahan akses bagi setiap penduduk Indonesia. Sehingga 19,4 juta penduduk yang belum mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat teratasi. Kebijakan pemerintah memberikan kewenangan kepada Bulog untuk melaksanakan fungsi hilirisasi dan tata niaga pangan merupakan langkah strategis dan sangat tepat.
Pangan Kedaulatan Bangsa
Kekuatan sebuah bangsa dimulai dari sebuah keluarga, dimana setiap individu terhimpun dalam sebuah ikatan hidup bersama. Ketahanan sebuah keluarga sangat dipengaruhi oleh kemampuan mereka memenuhi kebutuhan pokoknya, terutama pangan. Tanpa pangan tidak ada kedaulatan bangsa.
Bertitik tolak dari Nawacita Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ingin membawa Indonesia menjadi negara makmur dan sejahtera dengan mengedapankan sektor pertanian sebagai salah satu program strategis nasional untuk mencapai swasembada pangan dan lebih jauh menjadikan Indonesia sebagai negara terbesar pengeksport pangan dunia. Maka program revitalisasi dan diversifikasi pangan terus dilakukan oleh Jokowi-JK. Hal ini membuktikan bahwa pemerintahan Jokowi-JK memiliki visi yang jelas dalam masalah pangan sebagai pilar kedaulatan bangsa.
Perlu dicatat juga bahwa makna pangan bagi rakyat Indonesia bukan hanya persoalan makanan sehari-hari  untuk mempertahankan hidup, akan tetapi pangan telah menjadi sebagai bagian dari ideologi kebangsaan. Artinya menguasai pangan berarti menguasai negara, pemerataan pemenuhan pangan sama dengan memperkuat ketahanan negara.