Di balik rasa ingin tauku, rasa takut ini lebih kuat hingga membuat lidah kelu. Ku edarkan pandangan ke seluruh tempat yang dapat ku jangkau dalam pengelihatan. Namun hasilnya nihil, ingin ku urungkan niat untuk melangkahkan kakiku. Tapi tanpa di sadari, kaki kananku telah mengendap menuruni tangga sembari ku melirik keadaan sekitar.Â
Kriet,,, kriet,,,
Suara itu semakin jelas, semakin dekat, seirama dengan langkah kaki kakuku. Aku merasa tulang kakiku kini hilang. Tak lagi menampu berat badanku.Â
Tes,,, tes,,,
Suara tetesan benda cair menetes di depanku. Aku menjulurkan tangan ragu. Setelah memastikan benda cair yang menetes di tangan kananku. Aku semakin ketakutan, jantungku berdegup kencang. Benda merah kental itu bermuara dari atas tubuhku. Aku menutup mataku sesaat. Air mataku mengalir dengan sendirinya.