Mohon tunggu...
Sang Pengelana
Sang Pengelana Mohon Tunggu... Freelancer - Teknik

Pemikir Visioner Ramah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lilin, Obor dan Matahari

11 September 2024   12:15 Diperbarui: 11 September 2024   12:26 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

       Bukankah berada di sini membuatmu tetap hidup, cahayamu di butuhkan para tahanan dalam berbagai keperluan, dan kenyataannya engkau tidak mati berada di dekat cendela

       Aku tidak seperti yang kau pikirkan, aku juga banyak melihat keburukan dunia ini, dan akupun memiliki banyak kelemahan, aku hanya bisa bersyukur, dan menjalani cerita yang sudah di buat untukku, karena akupun tak kuasa menolak ataupun merubah apa-apa yang ditakdirkan dalam kehidupan.

Sebelum tuanku mengambilku kembali satu nasehatku jika engkau tidak puas, mungkin kau bisa bertanya kepada matahari karena dia punya jawaban dari pertanyaan hatimu selama ini.

Dan memang benar, tak lama kemudian sang penjaga mengambil obor yang di letakkan di dekat lilin. Dan tanpa ucapan perpisahan sang obor pun berlalu perlahan dari penglihatan lilin karena diambil tuannya.

Dipagi harinya lilin menanyakan perihal keinginannya kepada matahari,dan apa jawaban matahari :

Matahari berkata :

Wahai lilin berbahagialah engkau karena diciptakan menjadi lilin, karena tuhan menciptakanmu sesuai dengan kadar kemampuanmu, janganlah engkau menginginkan menjadi sesuatu yang berada di luar jangkauanmu, karena itu bisa merusakkan imanmu dan menyesatkanmu, menjadi matahari merupakan beban yang sangat besar, karena matahari juga merupakan sumber kehidupan dan kematian, aku membawa sesuatu yang bisa di senangi dan bisa di benci, dua sisi yang tak bisa kuhindari, namun yang jelas aku membawa peringatan dan kabar gembira dan itulah yang dititahkan padaku, aku tak pernah mengeluh karena itulah kadar takdirku, karena itulah isiku "menjadi penerang alam semesta."

Tuhan telah menciptakan kita sesuai dengan takarannya masing-masing, apakah engkau ingin menyalahi kehendak Tuhan, apakah itu namanya bukan sebuah kelancangan.

Renungkanlah lilin, apapun yang kau dapat, baik-buruk, pasrahkan pada tuhan, jika engkau sudah ikhlas maka apimu akan abadi di jiwa semua orang, akan hidup selamanya, walaupun sudah habis masamu.

Akhirnya sang lilin meminta ampun kepada tuhan, dan dalam keadaan sujud ikhlas sang lilin memancarkan cahaya terakhirnya kemudian padam dan hidup di hati jutaan tahanan di ruang itu.”

Itulah kisah dan nasehat yang dititahkan padaku untuk di ceritakan padamu, semoga engkau bisa mengambil pelajaran yang ada di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun