Mohon tunggu...
Candra D Adam
Candra D Adam Mohon Tunggu... Lainnya - The Man From Nowhere

Pecinta Sepak Bola - Penulis (ke)Lepas(an)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

PSSI: Antara Kebijakan Pragmatis dan Regenerasi di Timnas

26 Januari 2022   05:50 Diperbarui: 28 Januari 2022   03:29 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentunya tidak fair jika saya menyebut bahwa tidak ada regenerasi yang baik di Timnas maupun sepak bola Indonesia secara keseluruhan. Karena sejatinya, tanpa melalui proses regenerasi yang terarah pun, semua Timnas, termasuk Timnas Indonesia sendiri, akan selalu melalu proses regenerasi secara alami. Hal ini terjadi karena usia produktif untuk pemain sepak bola juga terbatas dan tidak Panjang.

Menurut Seife Dendir dalam Research Article yang berjudul “When do soccer players peak? A note” yang dimuat dalam “Journal of Sports Analytics, vol. 2, no. 2, pp. 89-105, (2016)”, menyebutkan bahwa:

Hasil menunjukkan bahwa rata-rata pemain mencapai puncak antara usia 25 dan 27. Ini mungkin mewakili kelompok usia yang lebih muda dan lebih sempit daripada usia puncak yang dianggap luas antara pertengahan hingga akhir 20-an. Namun sejalan dengan kebijaksanaan konvensional, penyerang lebih awal dari pemain bertahan. Mereka kemungkinan besar mencapai puncaknya lebih awal dari gelandang juga, meskipun dalam satu model kedua kelompok ditemukan mencapai puncaknya pada usia yang sama (25 tahun).

Sedangkan menurut Mikael Jamil dan Samuel Kerruish dalam Research Article yang berjudul “At what age are English Premier League players at their most productive? A case study investigating the peak performance years of elite professional footballers”, yang dimuat dalam “International Journal of Performance Analysis in Sport, vol. 20, issue 6, pp. 1120-1133, (2020)” menyebutkan bahwa:

Statistik musiman untuk 637 pemain sepak bola profesional yang tampil di Liga Utama Inggris (EPL) dalam 3 musim berselang dianalisis melalui serangkaian tes Kruskal–Wallis untuk menentukan tahun paling produktif (puncak) dalam karier pemain.

Bertentangan dengan penelitian sebelumnya, hasil mengungkapkan bahwa usia tidak berpengaruh pada tingkat kinerja teknis penjaga gawang, bek sayap, bek tengah atau gelandang tengah yang tampil di EPL.

Pemain sayap berusia antara 16–20 dan 21–25 memiliki lebih banyak tembakan tepat sasaran (p = 0,022, p = 0,040) dan lebih banyak upaya dari permainan terbuka (p = 0,012, p = 0,028) daripada pemain sayap di atas usia 26 tahun.

Hasil juga mengungkapkan bahwa striker berusia antara 21 dan 25 lebih mahir melakukan tindakan menyerang tertentu seperti mencetak gol dari luar kotak (p = 0,024) dan menembak tepat sasaran dari luar kotak (p = 0,021) daripada striker yang lebih tua berusia antara 26 dan 30. Bukti ditemukan membuktikan bahwa tren penuaan hadir tetapi tidak seragam di seluruh olahraga sepak bola.

Jika kita mengacu pada hasil-hasil riset tersebut, maka sebenarnya secara natural pun, sebuah Tim Nasional atau bahkan Klub Sepak bola, akan mengalami proses regenerasi. Karena pemain akan silih berganti meninggalkan sebuah Tim karena Usia yang sudah tidak produktif, dan di lain sisi akan ada banyak pemain yang bergabung ke dalam tim untuk mengisi slot yang ditinggalkan pemain sebelumnya.

Namun, apakah proses regenerasi yang natural ini bisa juga dijadikan modal agar sebuah Tim dapat meraih kesuksesan?

Sebagai pengamat sepak bola kelas “plankton” -karena plankton lebih kecil daripada ikan teri- saya menganggap, bahwa setiap Timnas atau klub harus punya proses regenerasi yang terarah. Bahkan akan menjadi lebih baik, jika proses regenerasi dalam sebuah tim berjalan secara sistematis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun