Disini, saya tidak sedang mengajak anda untuk membahas seluk beluk aktivitas Haruna Soemitro dalam Sepak bola Indonesia. Karena sudah banyak tulisan-tulisan menarik lainnya, yang membahas profil dan sepak terjang Direktur Madura United ini di kancah Persepakbolaan Tanah air.
Saya juga tidak sedang “me-roasting” Haruna Soemitro, karena bagaimanapun beliau punya banyak pengalaman dan kompetensi dalam mengurus sepak bola di Indonesia, itu dibuktikan dengan posisinya sekarang sebagai Exco di PSSI.
Karena bagaimanapun, di negara yang menjunjung tinggi asas demokrasi ini, semua orang berhak untuk mengemukakan pendapatnya. Dan sejatinya memang tak masalah jika Haruna Soemitro kemudian mengemukakan pendapatnya. Toh tidak sepenuhnya pendapat-pendapat Haruna tersebut bisa dinilai sebagai sebuah kesalahan.
Yang juga harus diingat sampai anda selesai membaca tulisan ini, bahwa tak ada kebencian dari saya secara pribadi kepada Haruna Soemitro. Juga bukan berarti saya sedang menkultuskan Shin Tae-Yong sebagai indivdu.
Disini saya hanya akan meramaikan serta “ikut-ikutan” memberi respon sekaligus memberikan perspektif lain, terhadap komentar-komentar Haruna yang dianggap kontroversial itu.
Proses yang Berprogres
Sebagai pemerhati Sepak bola kelas “plankton”, Saya mencoba memahami kenapa label “Kontra-revolusioner” pantas disematkan kepada Haruna terkait komentar-komentar Kontroversialnya.
Memang betul bahwa tujuan akhir pertandingan adalah kemenangan, begitupun dengan tujuan akhir daripada kompetisi. Tepat, jika Haruna menyebut bahwa pada akhirnya yang menentukan kesuksesan dari sebuah proses adalah hasil.
Jika konteks di dalam komentar Haruna tersebut bukan untuk sepak bola Indonesia, khususnya Timnas, mungkin rasanya tidak akan menjadi kontroversial. Namun yang sedang Haruna bicarakan adalah Timnas Indonesia.
Timnas yang punya penggemar militan dari berbagai kalangan, bahkan dari kalangan Awam Sepak bola sekalipun. Dari Bakul Rujak hingga Bakul Saham yang beberapa mungkin tak tahu nama Franz Beckenbauer ataupun Johan Cruyff, tapi akan tetap ikut-ikutan “misuh” ketika Timnas kebobolan dalam sebuah pertandingan.
Tetunya, sebagai penggemar sepak bola, kita sama-sama tahu bahwa yang menentukan sebuah hasil adalah proses yang berprogres. Artinya, jika kita bicara capaian sebuah Tim Sepak bola, tidak ada satupun tim yang mencapai hasil maksimal tanpa proses yang disertai progress yang baik. Bahkan, sebuah Tim yang berlabel Underdog pun, tetap harus melalui berbagai macam proses dalam perjalanannya.