Golden State Warriors tampaknya merupakan tim yang ngeyelan. Seperti karakter umum masyarakat California yang serbacepat dan berpikiran terbuka, Warriors juga dikenal keukeh bermain atraktif meski prestasi mereka tidak terlalu menggembirakan selama beberapa dekade, terhitung sejak era 1980-an.
Seperti halnya tim-tim NBA lain, meski manajemen yang kurang cakap sedikit banyak memegang peranan, harus diakui Warriors di era tersebut harus membangun tim muda dari “nol” selepas mayoritas pemain era Rick Barry pensiun, yang tentu saja tidak semuanya bisa (langsung) beradaptasi dengan ketatnya permainan NBA.
Terlebih sebelum era Rick Barry, semua tim NBA, termasuk Warriors yang tadinya bermarkas di Philadelphia, diwajibkan memilih talenta lokal (territorial picks) untuk menarik minat penonton, sesuai dengan aturan awal NBA hingga pertengahan dekade 1960-an, di mana Philadelphia dikenal dengan kampus-kampus para atlet dihuni beberapa atlet-atlet berbakat seperti shooter Paul Arizin (draft NBA tahun 1950, SG), pemain serbabisa Tom Gola (1955, SF/PF), playmaker lincah Guy Rogers (1958,PG), dan big man paling dominan di eranya, Wilt Chamberlain (1958,C).
Menariknya, meski prestasi mereka tidak semeyakinkan pendahulu mereka, Warriors di era tersebut seolah menjadi ensiklopedia beragam skema atraktif, yang jamak kita diterapkan oleh tim-tim NBA saat ini karena berbagai skema tersebut amat bisa disesuaikan dengan permainan tiga angka.
Permainan atraktif Warriors di era 1980-an, bisa dilihat sekitar tahun 1985, di mana pemain-pemain yang rata-rata dipilih sejak awal dekade seperti draft no. 1 tahun 1980, forward lincah serbabisa (PF/C), Joe Barry Carroll, forward jangkung jago tembak, Chris Mullins (SG/SF/PF/C) petarung mungil, Larry Smith (PF), forward lincah dengan jumpshot alus Purvis Short (SF), shooting guard pantang menyerah, Terry Teagle (SG), serta satu-satunya pemain yang tidak menapaki karier bersama Warriors (setidaknya dari tahun kedua), point guard lincah Sleepy Floyd amat cocok dengan skema pelatih baru Warriors saat itu, George Karl, yang sejak lama dikenal dengan serangan balik yang tajam (run and gun), dengan dipadu irisan atau jumpshot (yang kadang diawali pergerakan memutar tanpa bola) Short, Mullins, atau Carroll.
Klopun luput para petarung mungil macam Teagle dan Smith tidak jeri berebut rebound dengan para raksasa di eranya. Sayang, meski tampil menjanjikan, manajemen terbilang tidak sabar karena mereka langsung kandas di putaran pertama, yang turut memakan korban beberapa pemain senior seperti Floyd dan Carroll (yang ditukar dengan center lincah veteran Ralph Sampson), yang memang diproyeksikan untuk menjadi mentor Manute Bol, center ceking terjangkung NBA.
Channel: Back Rim Basketball
Terlebih, untuk mengisi peran Floyd, Warriors mempercayakan aliran permainan di tangan rookie Winston Garland yang merupakan ayah dari bintang Cleveland Cavaliers, Darius Garland, yang bisa melayani shooter Sarunas Marciulionis (semoga kaga keliru nulisnya), serta calon shooter legendaris Mitch Richmond (1987) di bawah bimbingan pelatih legendaris NBA. Don Nelson yang dikenal dengan permainan drive and kick-nya, yang sekarang kerap diperagakan tim-tim dengan point guard jangkung yang dikelilingi penembak jitu dan/atau satu center pantang menyerah, dengan perbedaan mendasar ada pada pergerakan tanpa bola para shooter mendekati playmaker untuk mendapat posisi enak untuk menembak.
Meski dibekali amunisi penembak jitu berlimpah termasuk Mullins yang juga jago melepaskan tembakan akurat selepas melakukan pick and roll dengan playmaker, Nelson tampaknya belum sepenuhnya menerapkan permainan andalannya tersebut dan lebih mempercayakan serudukan dan jump shot Teagle yang apabila luput masih bisa dibereskan Smith atau para center baru.
Nelson sendiri baru sepenuhnya mempercayakan skema permainan andalannya itu begitu Warriors memilih point guard gempal dengan umpan tajam, Tim Hardaway. Terlebih, Warrors sekali lagi jeli melihat bakat shooter petarung seperti Mario Ellie yang tampil menjanjikan di tahun perdana bersama Sixers.
Lewat permainan sederhana dan efektif, Nelson ditunjuk sebagai coach of the year pada tahun 1992, meski tanpa Richmond yang ditukar dengan rookie lincah dengan dribel cepat, power forward Billy Owens, yang di atas kertas juga cocok dengan gaya permainan cepat Nelson. Terlebih di posisi shooting guard, Warriors diperkuat shooter akurat bertipe kuat yaitu rookie Latrell Sprewell Sayang mereka harus mengakui penampilan cepat bertenaga Seatle Supersonics yang langsung melibas mereka di putaran pertama babak playoff.