Pada komposisi 1-3-1 ini, tim-tim NBA setidaknya diperkuat oleh satu playmaker yang memiliki penetrasi dan finishing bagus di bawah jaring, tiga defender tangguh dengan tinggi minimal 201 atau 203 cm yang mampu meredam serangan lawan mulai dari area tiga angka, dan satu big man setinggi minimal 210 cm dan jago block shot.
Komposisi dari kacamata inilah yang biasanya dipakai oleh para fans dan analis NBA ketika melihat komposisi pemain Lakers yang rajin kalah di awal-awal musim yang lebih sering dipekuat tiga defender bertinggi kurang dari 201 cm di atas lapangan,Â
Skema yang sama kerap dipakai analis dan fans NBA untuk memahami alasan kenapa playmaker Russell Westbrook cenderung tampil  lebih padu ketika bermain di Los Angeles Clippers,Â
Menurunnya penampilan Dallas Mavericks setelah Kyrie Irving bergabung, dan menjanjikannya penampilan Brooklyn Nets sejak diperkuat tiga defender baru Cam Johnson, Dorian Finney Smith, dan Mikal Bridges juga bisa dilihat dari kacamata yang sama meski mungkin tidak ada satu fans pun yang menduga Bridges akan menjadi pemain yang sangat produktif sejak bermain untuk Nets.
Tim-tim wilayah timur seperti Milwaukee Bucks (peringkat 1 babak reguler musim ini), Boston Celtics (peringkat 2), dan Philadelphia 76ers (peringkat 3) cenderung diunggulkan karena membangun tim dengan konsep di atas.
Untuk Bucks, yang menjadi pembeda adalah posisi playmaker yang ditempati oleh keponakan saya Giannis Antetokoumpo (211 cm) yang bukan hanya tidak terhentikan ketika sudah berpenetrasi, melainkan dikenal sebagai defender yang bisa menjaga nyaris semua tipe pemain NBA yang ada di atas lapangan secara satu lawan satu.Â
Dengan kemampuan Giannis menarik perhatian lawan, penembak jitu merangkap defender seperti Joe Ingles, Grayson Allen, Jrue Holiday, Jae Crowder, bahkan center besar nan lambat seperti Brook Lopez bisa menembak dengan lebih bebas.
Dengan banyaknya defender dan playmaker tangguh seperti Holiday dan Giannis, kelemahan center jago block shot seperti Brook juga Lopez tidak terlalu kentara.
Philadelphia 76ers kurang lebih juga menggunakan skema yang sama di mana center besar dengan tembakan akurat Joel Embiid, dikelilingi oleh banyak defender tangguh merangkap penembak jitu seperti PJ Tucker (196 cm), Tobias Harris (201 cm), Tyler Maxey/D'anthony Melton (188 cm), seta playmaker James Harden yang tidak terlalu jago defense.
Meski tidak terlalu tinggi, Tucker, Harris, atau Melton sudah teruji sebagai defender. Belum lagi dengan kekuatan fisik, tembakan akurat, dan block shotnya, Embiid (dan juga Harden) menjadi pemain yang dengan mudah mem-bully mayoritas center NBA yang tidak sebesar dekade-dekade lalu, termasuk duo center jangkung Cleveland Cavaliers (Cavs), Jaret Allen dan Evan Mobley, yang bukan hanya dikenal jago block shot, tetapi juga menutup ruang pemain lawan mulai dari area tiga angka yang membuat Cavs dikenal sebagai tim dengan defense nomor 1 di NBA.