Alex MJ Channel Â
Pada kesempatan pertama, kemampuan Ewing untuk menarik perhatian pemain lawan, tidaklah cukup karena meski shooter seperti Mark Jackson (peletak pondasi Warriors sebelum era Steve Kerr) atau Johnny Newman bisa menembak begitu menerima umpan dari Ewing, keduanya cenderung mengembalikan bola pada Ewing, yang akan berusaha memasukkan bola sembari membalik badan.
Di sisi lain, permainan Bulls yang sebenarnya tidak jauh beda justru lebih efektif lantaran center Bulls bertukar seragam dengan Oakley, Bill Cartwright, lebih cenderung mengumpankan bola pada para shooter yang berdiri lebih bebas dua atau tiga angka.
Bukan hanya mengandalkan umpan pada para shooter, akurasi tembakan Michael Jordan saat berhadapan satu lawan satu jauh lebih efektif menghasilkan angka.
Tanpa mengesampingkan kesempatan di tahun berikutnya melawan juara bertahan Detroit Pistons yang tampil prima lewat permainan Isiah Thomas, penampilan Ewing cs. saat bertemu Bulls sedikit berbeda di bawah polesan pelatih baru mereka, legenda Lakers, Pat Riley.
Memercayakan aliran bola pada rookie Greg Anthony (draft no. 12 tahun 1991), Knicks memainkan skema yang lebih cepat. Alih-alih menumpukan serangan pada kemampuan Ewing membuka ruang di bawah jaring, Riley menginstrusikan Anthony untuk lebih sering mengumpankan bola Jackson, Oakley, Ewing, atau Jackson di sisi sayap. Selain lantaran ketiganya punya jump shot yang lumayan. Skema ini bisa memecah fokus defender lawan untuk tidak terlalu berkerumun di bawah jaring.
Sayang jump shot Michael Jordan sekali lagi menjadi pembeda. Meski terkesan hanya mengandalkan tembakan saat berhadapan satu lawan satu dengan pemain lawan, permainan Bulls sulit ditebak lantaran begitu mengirim umpan pada Jordan, pemain Bulls senantiasa bergerak dinamis membentuk pola segitiga, agar mudah menerima umpan.
Z Retro
Meski belum berhasil melangkah jauh di tiga kesempatan, penampilan mereka mulai menanjak musim-musim berikutnya terutama ketika mereka mendatangkan beberapa pemain bagus untuk mengisi bangku cadangan dua alumni Dallas Mavericks yang dikenal produktif yaitu guard lincah dengan jump shot mematikan Rolando Blackman dan Derek Harper, serta forward tangkas bertubuh cungkring Charlie Smith. Jangan lupakan juga peran point guard mungil lincah Doc Rivers Clippers (1993).
Dengan memperayakan John Stark sebagai playmaker utama, tempo serangan Knicks lebih meningkat lantaran sebagai playmaker, Starks lebih bernaluri sebagai penembak jitu yang sigap menembak begitu ada ruang atau ketika mendapat umpan matang. Sayang, sekali lagi, mereka harus berhadapan dengan Bulls (1994), yang kali bukan hanya Michael Jordan tetapi juga John Paxton yang postur dan gaya bermainnya mirip Stark.