Belum lagi, meski punya pergerakan bola yang bagus dan lincah saat menutup ruang gerak pemain, Forward muda Zeke Nnaji penampilannya masih belum sekonsisten sekarang. Tidak heran musim lalu, mereka berada di peringkat enam dan takluk di tangan Phoenix Suns di perempat final playoff.
Musim ini, Nuggets tampil sedikit berbeda, terutama sejak Morris dan Barton pindah ke Washington Wizard. Alih-alih mendatangkan playmaker yang tidak terlalu kesulitan melepaskan jump shot akurat begitu menerima bola, Nuggets mendatangkan Kentavious Cadwell-Pope yang kurang punya visi bagus meski defense dan akurasi tembakan tiga angkanya bisa diandalkan.
Padahal kunci permainan Nuggets selama ini adalah hadirnya playmaker yang kreatif yang punya akurasi tembakan bagus dan tidak terlalu lama memperlambat tempo lewat dribel, terutama jika Jokic rehat sejenak di bangku cadangan. Murray memang sesekali memperlambat tempo dengan mendribel bola di hadapan pemain lawan, namun tembakan atau tusukan Murray selepas itu dikenal mematikan.
Untung peran Barton dan Morris bisa diisi dengan baik oleh pemain baru Bruce Brown (Brookyn Nets) dan playmaker mungil tangguh (dengan defense kurang) Ish Smith.
Berbicara tentang Nuggets, rasanya kurang afdol jika tidak membahas barisan pemain muda mereka. Selain Nnaji makin tampil meyakinkan lewat permainan pantang menyerah, Highland juga tampil lebih matang. Sayang, Highland masih sering memperlambat tempo lewat dribelnya. Saat mendapat momentum yang pas (seiring percaya dirinya yang naik), akurasi tembakan tiga angkanya memang bisa diandalkan, namun konsistensinya belum begitu terjaga.
Selain Highland, Nuggets kedatangan anggota baru defender sekaligus shooter Christian Braun (SF) yang langsung mendapat kepercayaan bermain rutin, meski dari bangku cadangan. Sayang meski defense-nya terlihat menjanjikan finishingnya belum terlihat luwes, meski mendapat ruang tembak yang teramat lapang di pojokan.
Beruntung, di bawah jaring Nuggets masih punya DeAndre Jordan yang memperlihatkan sisa-sisa ketangkasannya yang dulu rutin dipertunjukan di bawah jaring Los Angeles Clippers atau bahkan Vlatko Cancar yang pergerakan kakinya lincah, terutama saat melakukan pick and roll.
Detroit Pistons
Seperti musim lalu, musim ini Pistons tampaknya masih asik mematangkan skema berbekal komposisi pemain muda. Memanfaatkan tusukan dan umpan tajam Killian Hayes (PG) yang akurasi tembakan tiga angkanya makin membaik, tembakan para penerima umpan seperti Saddiq Bey (SF), Cade Cunnigham (PG/SG), rookie Jaden Ivey (PG/SG) masih sering luput meski ruang tembaknya terbuka. Kalaupun terdapat space, para pemain muda ini tampak masih ragu untuk memilih apakah hendak menembak atau mengumpan lantaran untuk para pemain berpengalaman NBA, space tersebut minimalis tersebut sudah membantu mereka melepaskan tembakan akurat.
Praktis hanya tembakan Bojan Bogdanovic (Utah Jazz), yang musim ini mengisi peran Jerami Grant (yang akurasi tembakan tiga angkanya meningkat pesat begitu pindah ke Portland Trail Blazers), yang akurasi tembakannya mungkin bisa diandalkan, meski kadang Bogdanovic memaksakan diri menembak di bawah hadangan dua pemain lawan.