Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Draft Urutan Pertama dan Juara NBA

15 Juni 2022   20:04 Diperbarui: 18 Juni 2022   08:12 1822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hakeem Olajuwon/NBA Finals Archive-Tumblr 

Terlepas dari hengkangnya Kawhi Leonard demi prestasi yang lebih tinggi ke Toronto Raptors, prestasi Spurs sendiri mulai meredup begitu para pemain senior mulai pensiun dan pemain yang mulai matang belum punya pengalaman yang cukup untuk membimbing juniornya.

Sejak Spurs memulai pembinaan pemain muda dari awal, praktis tidak ada tim lain yang mengembangkan skema pembinaan pemain yang serupa.

Golden State Warriors saat ini mungkin mengembangkan pola pembinaan pemain yang paling mirip di mana pemain seperti Andre Iguodala, Draymond Green, Klay Thompson, dan Steph Curry bertugas membimbing pemain Jordan Poole atau Moses Moody yang sekilas memiliki gaya bermain yang mirip Curry, meski Moody belum banyak mendapat kesempatan bermain sebanyak Poole.

Ketika pemain kunci seperti Curry tidak mampu menampilkan penampilan terbaiknya, pemain yang sedang dalam masa puncak seperti Gary Payton dan Andrew Wiggins bisa mengambil alih.

Kebetulan fokus perhatian pemain lawan, biasanya lebih tertuju pada Curry, Thompson, atau Green, bahkan saat ketiganya tidak sedang menyerang sekalipun. 

Di sinilah peran Wiggins. Wiggins yang pada saat bermain untuk Timberwolves dikenal dengan permainan ofensif, sebagaimana filosofi permainan Timberwolves, kini menunjukkan potensi defense, seperti yang diproyeksikan para pemandu bakat NBA dahulu yang membuatnya dipilih menjadi draft nomor satu tahun 2014 oleh Cleveland Cavaliers. Kebetulan secara postur dan gaya bermain Wiggins tidak jauh beda dengan Kawhi Leonard, draft urutan 15 tahun 2011, yang makin dikenal setelah membawa Spurs juara di tahun 2014.  

Cavaliers sendiri langsung mengirimkan Wiggins ke Timberwolves demi mendapatkan Kevin Love (yang kemudian menjadi juara bersama Cavaliers). Sedang Timberwolves berkembang sebagai tim yang mengandalkan offense lantaran mayoritas pemain muda mereka dikenal lebih ofensif, meski harus diakui pengalaman Wiggins menginjakkan kaki di babak playoff pertama kali bersama Timberwolves diwarnai didikan defense keras pelatih Tom Thibodeau dan Jimmy Butler (2018). 

Melihat potensinya sebagai pemain serbabisa, Warriors sengaja mendatangkan Wiggins. Bukan hanya permainan ofensif-nya yang tetap terjaga, di bawah bimbingan defender utama Warriors, Draymond Green, defense Wiggins makin terasah. 

Menariknya, meski bukan dikenal sebagai defender utama Warriors, Wiggins sukses mematikan pengatur serangan utama dari dua tim berbeda, Luka Doncic (Dallas Mavericks) dan Jason Tatum (Boston Celtics) yang biasanya cukup mudah menyerang hingga bawah jaring. 

Meski terkadang tertutup oleh poin yang mereka raih, peran itulah yang sejatinya banyak mereka mainkan dari awal musim yang boleh jadi menentukan apakah Wiggins akan menjadi penerus tradisi draft urutan pertama yang menjadi juara berikutnya atau Tatum yang akan memperpanjang nafas hingga game ketujuh nanti 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun