Channel Freedawkins
Masa depan Portland terasa makin manis karena Anfernee Simons, rookie tahun lalu, menjelma jadi shooter paten yang sempat membawa Portland nyaris menang lawan Clippers olewat berondongan tiga angkanya. Sayang Mario Hezonja jadi pemain yang beberapa kali dicecar lewat midrange akurat adik saya Kawhi.
Hezonja yang diplot sebagai forward ketiga memang sengaja dimainkan pelatih Terry Stotts karena Zach Collins dan Jusuf Nurkic harus menepi karena cedera. Portland memang masih punya Anthony Toliver, pemain yang diandalkan Detroit Pistons dari bangku cadangan untuk menembak dari area tiga angka, sayang postunya dianggap kurang cocok untuk menghadapi pemain seofensif Kawhi dan kombinasi Lou Williams Montrezl Harrell.
Andai kata tiga big man utama Portland tidak cedera, Portland musim ini bisa jadi tim yang amat menjanjikan karena mereka punya dua center yang sama bagusnya, Hassan Whiteside dan Jusuf Nurkic, dan bahkan Pau Gasol, serta dua wing defender yang punya kapasitas bermain sebagai starter Rodney Hood  dan Kent Bazemore (yang juga bisa bermain sebagai guard).
Kebetulan Bazemore sudah mulai bermain bagus sejak bermain bersama Lakers di pertengahan beberapa musim lalu dan mulai nenjadi andalan Atlanta Hawks selepas era Horford berakhir.
Dengan persaingan tim-tim wilayah barat yang ketat, saya perlu diyakinkan lebih lanjut apakah Portland mampu melakukan kebiasaan mereka di tiga musim belakangan. Tancap gas di pertandingan-pertandingan terakhir jelang dan selepas playoff.
Kebetulan, mereka selalu tampil bagus di sekitar 25 pertandingan terakhir babak reguler karena mereka menghadapi jadwal yang relative bersahabat. Klo nggak ketemu tim yang justru perlu kalah sebanyak-banyaknya demi mendapat draft yang bagus, mereka justru bertemu tim bagus yang peringkatnya nggak ke mana-mana meski kalah lawan Portland.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H