Pada menit 2:18, kita bisa melihat bagaimana Andersen benar-benar memanfaatkan keahliannya mengeksekusi tembakan tiga angka sewaktu ia melihat Anthony yang berada paling dekat dengan Anderson di sisi kiri malah terpukau dengan James Harden yang jelas-jelas berada dalam jangkauan Lance Thomas (42).
Musim ini Rockets amat piawai memanfaatkan Fast break. Pada menit 2:47 kita bisa melihat efektifnya serangan yang disusun Corey Brewer (33). setelah menerima bola rebound, Brewer langsung mengoper bola ke Harden, Harden pun dengan cerdik langsung merangsek ke paint area yang telah ditunggui Brandon Jennings (3), Derrick Rose (25), dan Joakim Noah (13) secara berdekatan, yang artinya memberi ruang lebih bagi Brewer yang bergerak melebar dan menanti di kanan. Melihat Brewer lebih bebas, Harden langsung mengoper ke kanan, dan paham bahwa trio Knick sudah terpaku di paint area, Brewer langsung melakukan drive dan melancarkan slam dunk. Sebuah pilihan wajar juga lantaran tembakan 3 angka Brewer hanya 22%.
Basket, terkadang bukan sekedar permainan lima lawan lima. Pemain dari bangku cadangan terkadang dihadirkan bukan sekedar memberi kesempatan pemain mula mengambil nafas, tapi juga mengubah ritme permainan. Contoh paling sahih adalah James Harden di OKC. Musim 2011-12, OKC punya 3 pemain yang bisa mencetak peluang sendiri Harden, Durant, dan Westbrook. Uniknya, Scott Brooks lebih memilih Tabo Sefolosha sebagai pemain mula demi alasan keseimbangan permainan lantaran Sefolosha dikenal dengan kemampuan bertahannya. Pada musim itu, setidaknya, OKC menempatkan dua pemain yang pencetak angka di lapangan. Harden sendiri dimainkan menjaga ritme permainan. Seperti juga D’antoni musim ini yang kerap menempatkan satu center, satu strech four, dan satu volume shooter di atas lapangan. Delapan pemain setidaknya cocok mengisi pola yang diracik D’antoni. Di posisi center. Nene dan Harrell terbukti bisa saling menggantikan selama center utama Rockets, Clint Cappela, cedera. Di posisi strech four D’antoni punya Ryan Anderson dan Sam Dekker. Dekker secara mengejutkan menunjukan potensi tersembunyinya sebagai penembak tiga angka mengingat musim lalu ia belum pernah mencetak angka. Kini akurasi tembakan tiga angkanya mencapai 32,6%. Selain menjadi pelapis Andersen, Dekker juga berperan sebagai pelapis Ariza, mantan pemain Lakers, yang piawai mencetak tembakan tembakan tiga angka dari samping.
Lewat rotasi delapan hingga sepuluh pemain pada tiap pertandingan, Rockets berhasil menciptakan identitas sendiri. Identitas mulai dibangun sejak pemilihan pemain musim ini  dan diterjemahkan dengan baik sejauh ini di atas lapangan. Dengan permainan 7 seconds or less yang bertumpu pada tembakan tiga angka, Rockets rata-rata meraih 114,6 per pertandingan (peringkat dua terbaik NBA sejauh ini). Rata-rata Rockets menciptakan  39,8 peluang tembakan tiga angka per pertandingan. Tembakan tiga angka yang berhasil dibuat mencapai 14,9 poin. Jumlah tembakan tiga angka yang membawa Rockets meraih posisi tiga di wilayah barat.
Menarik tiga besar di masing-masing wilayah punya beberapa kesamaan. Tim-tim tersebut memiliki pemain yang memiliki posisi mencetak angka lebih banyak bervariasi ketimbang tim lain,terutama di posisi 1 sampai 4.  Mungkin hanya Pascal Siakam, dari Toronto Raptors yang lebih banyak mencetak angka dari paint area, namun Terrence Ross, Corry Joseph, dan Patrick Peterson dari bangku cadangan tidak bisa dipandang sebelah mata. Tembakan tiga angka mereka di atas 35%. Selain para pencetak angka yang punya posisi tembak lebih banyak, tim-tim tersebut punya lock down defender yang bukan hanya mengunci pergerakan lawan, tapi dikenal mampu mencetak angka Draymond Green, Lebron James,  Kawhi Leonard, Avery Bradley, Patrick Beverley, dan DeMarre Carroll. Dari enam nama di atas hanya dua nama terakhir yang raihan poinnya sekitar delapan poin per pertandingan. Sisanya rutin mencetak lebih dari sepuluh angka. Persentase tiga angka keenamnya cenderung identik di atas 33%.  Dari semua kesamaan yang dimiliki tim-tim tersebut, kelebihan dari masing-masing tersebut ada kemampuan keenamanya dalam menjaga ciri khas pada tiap pertandingan, siapa pun lawannya. Ciri khas yang akan selalu dapat diungkapkan dalam tiga kata tiap kali ada yang bertanya tentang mereka. Buat saya rapi, sabar, dan akurat untuk Spurs. Cepat, Bersemangat, dan memikat untuk Warriors, sedang untuk Rockets saya sendiri belom ketemu kata lain selain hujan  frasa hujan tiga angka, siapa tau mas dan mbak yang budiman punya ungkapan yang lebih pas. Monggo lho mumpung pseng, ngga berhadiah #eh.Â
Sekian ndremimil saya yang ndak nggenah ini
#jujur coretan ini dibikin lantaran Lakers favorit saya nampilin prestasi, bukan permainan, yang kurang aduhai. Kebetulan, di luar GSW dan Lakers, tim yang gaya maennya, saya banget ya Rockets. Â Sebagai tambahan, coretan ini dibuat untuk dikritik, dikasih masukan, dan dikoreksi. Klo mo muji boleh aja, puji mas dan mbak yang ngolah data NBA-nya.
Makasih buat mas mbak admin buat masukan, saran, kritik, koreksi ma editnya, maap ngerepotin :)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H