Mohon tunggu...
Camytha Octa
Camytha Octa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Analisis Novel Ayahku (Bukan) Pembohong

24 Februari 2018   16:53 Diperbarui: 24 Februari 2018   17:12 6404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Hujan di luar semakin deras, kerlip lampu mobil yang melintas terlihat indah dari bingkai jendela. Ruang keluarga terasa lengang. Ayah menatapku tajam, tidak seperti biasanya. Aku menunduk." (hlm. 186)

Latar sosial yang disajikan dalam novel ini adalah kehidupan yang sederhana dan bahagia. Bukan hanya uang yang bisa membuat seseorang bahagia, tetapi keluarga kecil yang harmonis, bercerita berbagi pengalaman, menyemangati, dan menyayangi satu sama lain sudah lebih dari cukup dari sekedar kata sederhana dan bahagia.

Unsur ekstrinsik dalam novel ini diantaranya mengajarkan untuk selalu menepati janji. Ketika kita telah mengucap janji, maka sesuai waktu yang telah dijanjikan, kita harus menepatinya tanpa alasan apapun.

"Kita sudah bersepakat. Setengah jam sudah lewat, saatnya tidur. Kalian tidak akan melanggar kesepakatan kita, bukan? Atau tidak akan ada lagi orang yang menghormati janji kalian." (hlm. 109)

Selain itu, kejahatan tidak harus dibalas dengan kejahatan pula. Pembalasan dendam hanya akan membuat masalah menjadi besar dan rumit. Apalagi jika diajak untuk balas dendam dengan berkelahi, hal terbaik yang harus dilakukan adalah menolaknya.

"Aku hanya tidak suka berkelahi, apalagi beramai-ramai mengeroyok dan sekadar balas dendam." (hlm. 64)

Novel "Ayahku Bukan Pembohong" ditulis oleh Tere Liye. Ia lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di Bandung. Tere Liye berasal dari Sumatera Selatan dan merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara. Nama aslinya adalah Darwis, sedangkan Tere Liye merupakan nama populernya yang diambil dari bahasa India yang berarti untukmu. Ia merupakan mahasiswa lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI). Hingga saat ini Darwis telah melahirkan empat belas karya best seller dan diantara karya-karyanya ada beberapa novel yang difilmkan.

Darwis, yang kerap disapa Tere Liye menulis novel Ayahku (Bukan) Pembohong ini karena ia ingin menyampaikan tentang apa arti kebahagiaan yang sesungguhnya dan tentang membesarkan anak dengan kehidupan yang tidak berlebihan, melalui cerita-cerita inspiratif seorang ayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun