Mohon tunggu...
M. Sadli Umasangaji
M. Sadli Umasangaji Mohon Tunggu... Freelancer - celotehide.com

Menulis beberapa karya diantaranya “Dalam Sebuah Pencarian” (Novel Memoar) (Merah Saga, 2016), Ideasi Gerakan KAMMI (Gaza Library, 2021), Serpihan Identitas (Gaza Library, 2022). Ia juga mengampu website celotehide.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menggugat Keadilan Sosial dalam Reformasi

15 Mei 2023   08:37 Diperbarui: 17 Mei 2023   08:03 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timbullah pertanyaan, "Apakah corak yang boleh diberikan kepada bentuk pemerintah Islam? Teokrasikah atau demokrasi? Teokrasi  tidak mau dipasangkan sebab dihambat oleh pengakuan Allah sendiri dalam al-Qur'an bahwa manusia adalah khalifah-Nya di bumi. Manusia dan kemanusiaan, bukan beberapa orang saja. 

Bukankah pemerintahan teokrasi itu, tersebut dalam sejarah, yaitu pengakuan orang banyak bahwa raja atau pendeta adalah wakil Allah untuk memerintah orang banyak di bumi. Dengan demikian, pemerintahannya dipandang suci dan tidak boleh dibantah dan tidak boleh disentuh senggah?

Demokrasi yang cepat masuk ke dalam pikiran kita sekarang ini, yang menjalar dari peradaban Eropa barat, memisahkan agama dari Negara, tidak pula dapat dipasangkan. 

Sebab dalam keyakinan Islam, kita mengatur Negara bersama-sama atas kehendak Allah. Kita angkat pemerintahan, kepala Negara, dengan nama Raja, Khalifah, Sultan, Malik dan lain-lain, adalah atas kehendak kita sendiri dan daulatnya dari kita. Dia diakui Allah memegang Negara dan diberi batas-batas syarat tertentu dalam al-Qur'an dan hadits adalah karena kita mengangkatnya.

Hamka kemudian memberi nama dalam sebuah gagasannya dengan "Demokrasi Takwa". Ia juga menuliskan seorang ahli pikir Islam di Pakistan member nama yang modern yang menggabung dua variable teokrasi dan demokrasi, menjadi teodemokrasi. 

Hamka melanjutkan "Tentang menyusun pemerintahan, bagaimana yang praktis, asal saja tidak menghambat kemerdekaan masyarakat, lalu dikumpulkan kepada orang-seorang, seperti diktator-proletar Rusia sekarang ini dalam praktik, atau beberapa orang dengan kekuasaan uangnya memegang kekang masyarakat dan memperkuda-kudanya, lalu memberi nama itulah demokrasi, seperti Amerika sekarang.

Tentang susunan mana yang lebih baik, umat Islam dengan keizinan agamanya pun turut bersama isi dunia mencari mana yang lebih sempurna". Maka kembali pada pemaknaan bersama, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia kita semua telah mengetahui kedudukan cita-cita pada kehidupan bernegara.

Keadilan Sosial dan Berpihak pada Kaum Miskin

Agenda Reformasi yang dijelaskan Amien Rais, penanganan jangka pendek adalah penanganan krisis ekonomi. Tapi pada realitas kini, kita sama-sama sadari bahwa nilai tukar dollar terhadap rupiah semakin menjerit. Agenda reformasi jangka panjang menurut Amien Rais ada 4, pertama, pendidikan, kedua, teknologi, ketiga, politik, dan keempat demokrasi.

Pendidikan sebagai ranah dalam pengembangan sumber daya manusia. Manusia-manusia Indonesia dengan memenuhi berpendidikan tinggi akan menjadi basis sosial kelas menengah yang rasional. Tapi realitas kini, di Indonesia Timur berbanding terbalik dengan Daerah Indonesia Barat. 

Dan sikap Jawanisasi dalam pembangunan dan budaya cenderung dominan dalam Indonesia termasuk orang-orang yang berpendidikan tentu lebih dominan di daerah Jawa ketimbang daerah Timur Nusantara. Ketimpangan pendidikan jelas terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun